Asro Medika

Minggu, 11 September 2011

Mioma Uteri


Definisi
Disebut juga leiomioma. Merupakan tumor jinak yang berasal dari sel otot polos di miometrium, tetapi mungkin karena konsistensinya yang padat, atau karena alasan tak logis lain, tumor ini lebih sering disebut fibroid.

Epidemiologi
Leiomioma adalah tumor jinak tersering pada perempuan dan ditemukan pada 30-50% perempuan usia subur. Namun usia puncak adalah 40 dan 45 tahun. Faktor genetik juga berpengaruh terbukti dari tumor ini lebih sering pada orang berkulit hitam daripada berkulit putih. Estrogen dan mungkin kontrasepsi oral berpengaruh terhadap perkembangan tumor ini. Tumor ini monoklonal dan kelainan kromosom nonacak ditemukan pada 40% tumor, tetapi perlu dicatat bahwa 60% secara kariotipe normal.

Etiologi
Beberapa gen telah diidentifikasi mengalami mutasi pada myoma uteri. Myoma uteri telah diketahui merupakan tumor monoklonal yang mengandung keabnormalan sel nonrandom. Kromosom yang paling sering terlibat adalah kromosom 1, 6, 7, 12, dan 14.

Manifestasi Klinis
Umumnya asimtomatik. Bila ada dapat berupa menoragia, dengan atau tanpa metroragia. Massa besar mungkin dapat diraba oleh pasien di daerah panggul atau menimbulkan rasa tertarik dan nyeri. Nyeri juga dapat timbul di bagian belakang kedua tungkai. Nyeri selama intercourse. Penekanan massa tumor pada kandung kemih dapat menimbulkan keluhan sering berkemih, inkontinensia, atau bahkan tidak bisa berkemih. Tekanan pada usus dapat menyebabkan kembung dan konstipasi. Jika sudah membesar, dapat memberikan gambaran seolah-olah hamil. Hanya sedikit bukti yang menyatakan tumor jinak ini dapat berubah menjadi ganas. Jika terjadi selama kehamilan, dapat mengakibatkan abortus dan kelahiran premature.
Leiomyosarkoma biasanya bukan berasal dari leiomyoma, tetapi langsung dari sel mesenkim myometrium.

Morfologi (patologi anatomi)
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat, berbatas tegas dengan permukaan potongan memperlihatkan gambaran kumparan yang khas. Dapat soliter atau beberapa tumor dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma masif yang jauh lebih besar dari ukuran uterusnya. Sebagian terbenam di dalam miometrium (intramural), sementara yang lain terletak tepat di bawah endometrium (submukosa), atau tepat di bawah serosa (subserosa). Neoplasma yang besar mungkin memperlihatkan fokus nekrosis iskemik disertai daerah perdarahan dan perlunakan kistik, dan setelah menopause, tumor mungkin menjadi padat kolagenosa, bahkan mengalami kalsifikasi. Secara histologis tumor ditandai dengan berkas-berkas berbentuk kumparan sel otot polos yang histologinya mirip miometrium normal. Mungkin ditemukan fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik, degenerasi kistik, dan perdarahan.

Penegakan diagnosis
Penegakan diagnosis dilakukan dengan anamnesis dan ditemukan gejala dan tanda seperti pada manifestasi klinis. Untuk lebih lanjut, diperlukan USG, sonohysterography, hysterosalpingography, atau MRI.

Diagnosis Banding
Adenomyosis à painful menstruation, ada darah beku pada darah mens, perdarahan antarsiklus mens, darah mens banyak.
Pregnancy à ada tanda-tanda kehamilan
Ovarian tumour à Deepening voice, hair growth, Lower abdominal pain, Changes in weight, Menstrual abnormalities, Unusual vaginal bleeding
Endometrial polyp (type of Polyp)
Endometrial cancer
Leiomyosarcoma,  Abdominal mass, Abdominal pain, Enlarged liver, Jaundice
Ascites

Penatalaksanaan
a.   MR guided Focused Ultrasound Surgery: non invasif. Menggunakan high doses of focused ultrasound waves (HIFU) yang akan menghancurkan mioma uteri tanpa mempengaruhi jaringan lain di sekitar mioma. Prosedur ini menggunakan scanner MRI sebagai bantuan untuk memonitor treatment.
b.   Hysterectomy: membuang uterus termasuk tuba falopii, ovarium, dan cervix. Prosedur ini harus dijelaskan dengan detail kepada pasien dan keluarganya karena setelah operasi, pasien tidak bisa memiliki keturunan lagi.
c.   Laparoscopic Myomectomy: hanya membuang satu atau beberapa mioma yang terdapat di uterus. Prosedur ini harus dilakukan dengan anestesi general. Dapat memerlukan waktu 1-3 jam, tergantung jumlah, ukuran, dan kedalaman mioma terhadap dinding uterus.
d.   Hysteroscopic Myomectomy: dilakukan dengan memasukkan hysteroscope melalui vagina dan cervix ke uterus. Sebuah resectoscope dimasukkan dengan wire loop yang menggunakan frekuensi arus listrik tinggi untuk mengkoagulasikan jaringan, kemudian mengambil mioma. Butuh anestesi general.
e.   Laparoscopic Assisted Vaginal Myomectomy (LAVM): kombinasi laparoskopi miomektomi dengan insisi vagina. Tidak meninggalkan scar karena insisinya kecil dan cocok untuk mioma yang berukuran kecil.
f.    Laparoscopic Myomectomy with Mini-Laparotomy: dapat dilakukan untuk mioma yang lebih besar dari yang dilakukan dengan laparoskop. Dilakukan insisi sekitar 3 inch di abdomen.
g.   Abdominal myomectomy: dapat mengambil mioma dengan segala ukuran. Namun, kerugiannya adalah meninggalkan bekas luka yang cukup besar di abdomen. Selain itu, waktu recovery nya cukup lama.
h.   Robot-Assisted Myomectomy or Robotic Myomectomy: “keyhole” incisions.
i.    Hormone Therapy: terapi menggunakan GnRH dapat membuat mioma mengecil hingga 60%.
j.    Uterine artery embolization: emboli akan memblok aliran darah di sekitar mioma dan membuatnya mengecil. Dilakukan dengan menginsisi arteri uterin. Kemudian dipasang kateter dan diinjeksikan PVA untuk memblok aliran darah. Untuk prosedur ini diberikan anestesi lokal.
k.   Watchful Waiting

Prognosis
      Dubia ad bonam

Komplikasi
Kehamilan ektopik à infertilitas
Disfungsi kandung kemih
Dystocia
Perinatal morbidity
Menorrhagia
Meigs' syndrome
Intermenstrual PV bleed
Uterine fibroid red degeneration
Birth hypoxia
Uterine enlargement
Foetal malposition

Tidak ada komentar:

Posting Komentar