Gangguan Psikotik Akut (contoh kasus)
Pasien adalah seorang perempuan, 32 tahun, agama Islam, pendidikan sampai lulus SMP, sudah menikah dan memiliki seorang anak perempuan, bekerja sebagai TKW (pembantu rumah tangga) di Arab Saudi. Pasien dibawa ke RSUD Saras Husada oleh suami dan kakaknya karena pasien bingung. 3 minggu SMRS pasien merasa takut karena paspor pasien bermasalah. Sejak saat itu pasien mulai malas bekerja, mengurung diri di kamar, nafsu makan menurun dan susah tidur. Pasien merasa takut dikejar – kejar dan ditangkap polisi. Pasien mulai bingung, pasien merasa pikirannya disedot keluar, pasien juga merasa pikirannya dikendalikan oleh orang lain. Pasien juga pernah merasa pikirannya disiarkan sehingga orang lain bisa mengetahui pikiran pasien. Pasien merasa curiga terhadap orang – orang sekitar. Pasien merasa orang – orang sekitar membicarakan pasien.
Pasien pulang ke Indonesia masih dalam keadaan bingung. Menurut suami dan ibu pasien, pasien tidak mengenali keluarganya kecuali anaknya. Saat di rumah pasien masih merasa dikejar – kejar polisi dan menyuruh keluarganya untuk menutup pintu dan jendela karena pasien merasa takut ditangkap polisi. Kemudian keluarga pasien membawa pasien ke RSUD Saras Husada. Pasien merupakan anak keempat dari 4 bersaudara, tinggal bersama orang tua sampai usia 16 tahun. Menurut ibu pasien, didikan kelurga pasien cukup cukup demokratis.
Selama 4 tahun pasien bekerja disana, pasien tidak diperbolehkan keluar rumah dan memegang HP. Selama bekerja disana, kebutuhan sehari – hari dan makan pasien terpenuhi. Mengenai gaji, majikan tidak pernah memberi langsung kepada pasien, tapi ditransfer ke rekening keluarga pasien di Purworejo. Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan sindrom skizofrenia yaitu ada sisip pikir, kendali pikir, sedot pikir, siar pikir dan ideas of references.
Gambaran utama pasien :
1. Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
- Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
- Kebingungan atau disorientasi
- Perubahan perilaku menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan.
Diagnosis Banding
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
- Epilepsi
- Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
- Febris karena infeksi
- Demensia dan delirium atau keduanya
- Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
- Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
- Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami depresi
Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :
1. Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
- Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
- Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
- Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
- Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
Diagnosis Kerja
Gangguan Psikotik Akut
Definisi
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Etiologi
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai pada pasien dengan gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis terhadap perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat, seperti peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematian orang yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat. Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk gangguan psikotik singka
Epidemiologi
Menurut sebuah studi epidemiologi internasional, berbeda dengan skizofrenia, kejadian nonaffective timbul psikosis akut 10 kali lipat lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara-negara industri. Beberapa dokter percaya bahwa gangguan yang mungkin paling sering terjadi pada pasien dengan sosioekonomi yang rendah, pasien dengan gangguan kepribadian yang sudah ada sebelumnya ( paling sering adalah gangguan kepribadian histrionik, narsistik, paranoid, skizotipal, dan ambang ), dan orang yang pernah mengalami perubahan kultural yang besar ( misalnya imigran )
Penatalaksanaan
Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang psikotik akut berikut hak dan kewajibannya
Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang psikotik akut berikut hak dan kewajibannya
Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga
Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :
- Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan penyakit sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja
- Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat
- Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:
- Keluarga atau teman harus mendampingi pasien
- Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan kebersihan)
- Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
Konseling pasien dan keluarga
- Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan pasien
- Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor
- Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik
Pengobatan
Program pengobatan untuk psikotik akut :
1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
• Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau
• Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi
2. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)
3. Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.
Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
• Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson
• Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
• Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)
Rujukan
Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi melalui tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :
• Kasus baru gangguan psikotik
• Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk
Prognosis
Pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik, dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak memilki masalah psikiatrik berat lebih lanjut.
Team Samo Kito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar