Mahyudin
04081001038
Definisi
Kelainan
pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat
setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantai IgE.
Etiologi
Rinitis
alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi
dan diikuti dengan tahap provokasi/reaksi alergi. Ada 2 fase reaksi alergi:
fase cepat (RAFC) dan fase lambat (RAFL).
Patofisiologi
Kontak
pertama dengan allergenà ditangkap oleh makrofag (APC) à
antigen membentuk fragmen peptide + HLA kelas 2 à
komplek peptide MHC kelas 2 à APC
melepaskan sitokin à
mengaktifkan Th0 untuk berploriferasi menjadi Th1 dan Th2.
Th2
memproduksi sitokin IL 3, IL 4, IL
5, IL 13 à
mengaktifkan sel limfosit Bà
menghasilkan IgE à menuju sirkulasi darah dan
jaringan àIgE berikatan dengan sel mastosit
basophil à sel mediator jadi aktif
Terpapar
alergen yang samaà kedua rantai IgE mengikat
allergenà degranulasi dinding sel basophil
dan mastosità terlepasnya mediator kimaàHistamin
(preformed mediators) dan prostaglandin, leukotrin, dll (newly formed
mediators). àbersin-bersin, rinore, hidung
tersumbat, gatal-gatal pada hidung.
Klasifikasi
Berdasarkan
WHO ARIA à
(1) Intermiten ringan, (2)Intermiten sedang-berat, (3) Persisten ringan, (4) Persisten
sedang-berat
Diagnosis
Anamnesis
à
bersin berulang, rinore, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, kadang-kadang
hiperlakrimasi.
Pem Fisik
à
Inspeksi : allergic shiner, allergic
salute, allergic crease, facies adenoid, cobblestone appearance, geographic tounge.
Rhinoskopi anterior : mukosa edema, basah, berwarna pucat/livid,
secret encer dan banyak, bila persistenàmukosa
inferior tampak hipertrofi.
Pem Penunjang à
hitung eosinophil bisa N/tinggi, tes cukit kulit, SET (skin end-point titration), Intracutaneus
provocative dilutional food test, challenge test, sitology hidung, hitung
basophil dan PMN, pemeriksanan penunjang lainàIgE
total dan Spesifik.
Tatalaksana
Sesuai
Algoritma rhinitis Alergi ARIA,
Namun secara umumà
menghindari kontak dengan allergen penyebabnya, antihistamin (generasi 2 lebih
disukai: loratadin) bisa dikombinasikan dengan dekongestan peroral. Bila berat à
kortikosteroid topikal dan oral, Na-kromoglikat, gagalàkaustik
konka/konkotomi.
Prognosisà
sesuai klasifikasi rhinitis alergi
Komplikasià Rinitis
Hipertrofi, Polip Hidung, OME Residif,
Infeksi SPN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar