Mahyudin
04081001038
Definisi
Suatu
keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinophilia,
perubahan hormonal (hamil, hipertiroid) dan pajanan obat (kontrasepsi oral,
antihipertensi, B-bloker, aspirin, klorpromazin dan obat topikal hidung
dekongestan).
Etiologi
dan Patofisiologi
àBelum
jelas diketahui, masih berupa hipotesis,
Neurogenikà
ketidakseimbangan impuls saraf otonom di mukosa hidung berupa bertambahnya
aktivitas sistem parasimpatisànukleus
salivatori superiorà
ganglion sfenopalatinaà n.
vidianusà pelepasan ko-transmiter
asetilkolin, vasoaktif internal peptideà
vasodilatasi dan peningkatan sekresi hidungà
kongesti hidung
Neuropeptidaàpeningkatan
rangsangan terhadap saraf sensoris serabut C di hidung à
pelepasan neuropeptida-à
substansi P dan calsitonin gene related proteinà
meningkatkan permeabilitas vascular dan sekresi kelenjarà
peningkatan respon pada hiperaktivitas hidung.
NOà
peningkatan NO pada lapisan epitel hidungà
kerusakan dan nekrosis epitelà
akibatnya setiap ada rangsang non-spesifik langsung ke sub-epitelàpeningkatan
reaktivitas serabut trigeminal dan recruitmen reflex vascular dan kelenjar
mukosa hidung.
Traumaà
yang dapat menyebabkan mekanisme neurogenic dan neuropeptida
Klasifikasi
(berdasarkan gejala yang menonjol)
Golongan
bersin (sneezers), golongan rinore (runners), golongan tersumbat (blockers).
Diagnosis
Anamnesis
à
mencari faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala, (umumnya non-spesifik; udara
dingin, rokok, bau yg menyengat, stress, kelelahan, dll). Gejala
dominan--.hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, terdapat rinore mukoid
atau serous, jarang disertai gatal pada mata.
Pem Fisik
à
Inspeksi : tidak ada patognomonik.
Rhinoskopi anterioràedema
mukosa hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua, tetapi dapat pula
pucat. Permukaan konka licin,
berbenjol-benjol (hipertrofi), sekret hidung bersifat mukoid dan sedikit, pada
golongan rinoreàsekret bersifat serous dan
banyak.
Pem Penunjang à dilakukan
untuk menyingkirkan rinitis alergi. Eosinophil biasanya sedikit, tes cukit
kulit (-), kadar IgE spesifik tidak meningkat.
Tatalaksana
Menghindari
stimulus/faktor pencetus, simtomatis--. Dekongestan oral + antihistamin, cuci
hidung larutan garam fisiologis, beratà
kortikosteroid topical; flutikason propionate, ipatrium bromide
(antikolinergik). Gagalàkauterisasi,
konkotomi, neurektomi
Prognosisà
golongan obstruksi lebih baik daripada rinore.
KomplikasiàRinitis
Hipertrofi, Infeksi SPN, Polip Hidung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar