Asro Medika

Kamis, 18 Agustus 2011

Diare


Definisi:
Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dengan konsistensi feses cair dengan atau tanpa darah, biasanya disebabkan oleh proses infeksi. Gejala-gejala penyerta meliputi demam, menggigil, anoreksia, muntah, dan malaise.
  •Diare viral akut
Bentuk diare yang paling umum, biasanya terjadi selama 1-3 hari, dan dapat sembuh sendiri (self-limited). Menyebabkan sejumlah perubahan pada morfologi sel usus halus seperti pemendekan villi dan peningkatan jumlah sel kripta.
  •Diare bakterial
Bentuk diare yang dapat dicurigai apabila terdapat riwayat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. Diare berkembang dalam 12 jam setelah makan yang diakibatkan oleh ingesti toksin bakteri.
  •Diare et causa protozoa
Pada diare yang disebabkan oleh infeksi protozoa, misalnya oleh Giardia lamblia, menyebabkan diare dengan feses cair dan berkepanjangan, biasanya didapat setelah berkunjung ke area endemik dimana suplai air pada area tersebut telah terkontaminasi.
  •Traveler's diarrhea
Secara tipikal muncul 3-7 hari setelah kedatangan individu ke lokasi asing tertentu dan umumnya akut.

Penyebab Diare akut:
    1. Faktor infeksi
a.       Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enteral meliputi:
Ø  Infeksi bakteri: Vibrio, E. Coli, salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
Ø  Infeksi Virus: Enterovirus ( Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
Ø  Infeksi Parasit: cacing( Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans).
b.      Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

    1. Faktor malabsorbsi
a.       Malabsobsi karbohidrat: disakarida(intoleransi laktosa, maltosa dam sukrosa), monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi yang paling penting adalah intoleransi laktosa.
b.      Malabsorbsi lemak
c.       Malabsorbsi protein
4.      Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
5.      Faktor psikologi: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.


Dampak diare akut maupun kronis adalah:
1.      Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hipokalemia dan sebagainya).
2.      Gangguan gizi sebagai akibat kelparan(masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah).
3.      Hipoglikemia
4.      Gangguan sirkulasi darah.

Klasifikasi Diare diantaranya:
Berdasarkan waktu, Diare terbagi 2 :
a.       Diare akut adalah diare terjadi kurang dari 14 hari
b.      Diare kronik yaitu diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal diare

Berdasarkan patofisiologi
a.       Diare osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak dapat diabsorbsi oleh lumen usus ® hiperosmoler ®hiperperistalsis
b.      Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari enterotoksin atau oleh neoplasma
c.       Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada kontrol otonomik


Sistem  yang terkena:
Sistem gastrointestinal dan sistem endokrin/metabolik

Usia dominan:
Semua usia

Penyebab:
Bakterial
      •E. coli
      •Salmonella
      •Shigella
      •Campylobacter jejuni
      •Vibrio parahaemolyticus
      •Vibrio cholerae
      •Yersinia enterocolitica

  •Virus
      •Rotavirus
      •Norwalk virus
  •Parasitik
      •Giardia lamblia
      •Cryptosporidium
      •Entamoeba histolytica

Faktor Resiko:
•Individu yang berasal dari negara industri yang berkunjung ke negara berkembang
Immunocompromised host

Hubungan dengan usia:

Pediatrik:
•Rotavirus merupakan penyebab umum dari diare et causa viral pada anak-anak. Biasa terjadi pada musim dingin atau musim penghujan dan disertai dengan muntah
•Etiologi lain meliputi overfeeding, obat-obatan, cystic fibrosis dan malabsorpsi
Geriatrik:
Diare dengan feses cair pada pasien lanjut usia dengan konstipasi kronik dapat menyebabkan neoplasma obtruktif dan fecal impaction

Penatalaksanaan
Secara umum:
Pasien rawat kecuali pasien dengan komplikasi gawat darurat(dehidrasi)
  •Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang
  •Pemberian garam rehidrasi(oralit) untuk menggantikan elektrolit yang hilang. Merupakan pengobatan pilihan untuk pasien anak-anak

Aktivitas:
Istirahat di tempat tidur

Nutrisi:

•Selama periode diare aktif, hindari konsumsi kopi, alkohol, produk susu, buah-buahan, daging merah(daging sapi), dan makanan yang berbumbu
•Setelah 12 jam tanpa diare, dapat mulai mengkonsumsi sup, kraker, ataupun roti kering
•Apabila frekuensi BAB menurun, perlahan dapat mulai mengkonsumsi nasi, kentang rebus, ataupun sup ayam dengan nasi atau mie
•Apabila konsistensi feses sudah padat, dapat mulai mengkonsumsi ikan, ayam, apel, ataupun pisang

Drugs of Choice:

•Loperamide, 4 mg diikuti by 2 mg capsule setiap BAB cair atau bismuth subsalicylate, 30 mL setiap setengah jam sampai 8 jam, dapat membantu pada diare ringan
•Apabila diare berkelanjutan dan agen penyebab diare berupa bakteri atau parasit sudah dapat diidentifikasi, maka terapi antibiotik harus segera dimulai:
      •Giardia: metronidazole 250 mg 3 kali sehari selama 5-10 hari
      •E. histolytica: metronidazole 500-750 mg 3 kali sehari selama 10 hari
      •Shigella: trimethoprim-sulfamethoxazole 160 mg dan 800 mg, berturut-turut 2 kali sehari selama 5 hari, atau ciprofloxacin (Cipro) 500 mg 2 kali sehari selama 10 hari
      •Campylobacter: erythromycin 250 mg 4 kali sehari selama 5 days atau ciprofloxacin (Cipro) 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari
      •C. difficile: metronidazole 250 mg 3 kali sehari selama 10-14 hari
      •Traveler's diarrhea: trimethoprim-sulfamethoxazole 1 double strength tablet 2 kali sehari selama 3 hari atau ciprofloxacin (Cipro) 500 mg 2 kali sehari selama 3 hari

Kontraindikasi:
•Antibiotik kontraindikasi pada infeksi Salmonella kecuali apabila disebabkan oleh S. typhosa atau pasien mengalami sepsis.
 
Peringatan:
•Agen antiperistaltik contohnya loperamide harus digunakan dengan hati-hati pada pasien diare karena infeksi dan pada antibiotic associated colitis
•Doxycycline, sulfamethoxazole-trimethoprim, ciprofloxacin - dapat menyebabkan fotosensitifitas

Kemungkinan interaksi yang signifikan:
•Absorpsi salisilat dari penggunaaan bismuth subsalicylate dapat menyebabkan toksisitas pada pasien yang mengkonsumsi aspirin dan dapat pula menyebabkan perubahan kontrol antikoagulan pada pasien yang mengkonsumsi coumadin
•Ciprofloxacin dan erythromycin meningkatkan level theophylline

Obat-obatan Alternatif:

  •Doxycycline 100 mg 2 kali sehari selama 3 hari
  •Diphenoxylate-atropine untuk dewasa, tidak boleh untuk ibu hamil
  •Tinidazole atau secnidazole untuk E. histolytica
  •Vancomycin untuk infeksi C. difficile
  •Alosetron pada IBS

Follow up:
Apabila diare berlanjut hingga 3 sampai 5 hari dengan atau tanpa darah dan mukus maka penderita harus segera mendatangi dokter kembali

Prognosis
Dubia et bonam bila dehidrasi ditangani dengan baik

Komplikasi
•Dehidrasi
  •Sepsis
  •Syok
  •Anemia

Pencegahan
•Apabila berpergian, hindari menyikat gigi ataupun minum air yang dicurigai kurang bersih atau terkontaminasi, mengkonsumsi es batu, ataupun mengkonsumsi salad atau daging beku
•Hindari mengkonsumsi makanan laut ataupun daging setengah matang atau mentah, serta makanan yang dijajakan di pinggir jalan

Kompetensi Dokter Umum
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan(misalnya laboratorium sederhana dan x-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani diare hingga tuntas

Daftar Pustaka
Dupont HL, Edelman R. 1991. Infectious diarrhea: From E. coli to Vibrio. Patient Care.
Hirschhorn N, Greenough WB. 1991.  Progress in oral rehydration therapy. Scientific American.
Parikh, Tejal. 2002. Griffith Clinical Consult: Acute Diarrhea.
IKA Nelson
IKA UI
Mikrobiologi
IPDL


Tidak ada komentar:

Posting Komentar