· Gol. Opioid : Morfin, Metadon, Alfentalin, Pentanizon, dll
Memberikan efek analgesic terhadap sensari nyeri yang hebat yang berasal dari manapun termasuk nyeri yang berasal dari luar ditambah dengan reaksi organisme terhadap stimulus. Peneilitian eksperimental menemukan bahwa opioid dapat efektif meningkatkan ambang nyeri sehingga nyeri yang sangat hebat dan asupan sensoris nyeri yang merusak tidak lama diderita pasien. (Farmakologi Katzung, hal 486)
Gol. Opioid termasuk golongan obat yang mempunyai efek sedasi dan efek toksik yang berbahaya termasuk menyebabkan kecanduan, penggunaan harus berada dibawah pengawasan ahli.
Farmakokinetik :
- Absorbsi : subkutan, intramuscular, oral, mukosa hidung, saluran cerna.
- Distribusi : Menuju berbagai jaringan, opioid terlokalisasi dengan konsentrasi tertinggi pada jaringan yang perfusinya tinggi seperti paru, hati, ginjal, dan limpa.
- Metabolisme : Metabolisme first-pass yang jelas dengan glukuronidasi dalam hati.
- Eksresi : Sebagian besar opioid-opiod dikonversikan menjadi metabolit-metabolit polar, sehingga mudah dieksresikan oleh ginjal
Farmakodinamik
- Mekanisme kerja :
Morfin dan penggantinya berikatan secara selektif pada banyak tempat-tempat di seluruh tubuh untuk menghasilkan efek farmakologi. Lokus otak yang terlibat dalam transmisi nyeri dan dalam perubahan reaktivitas rangsangan nosiseptif terlihat sebagai tempat kerja utama tetapi bukan satu-satunya tempat kerja opioid.
Indikasi : Nyeri hebat, edema paru, batuk, diare, kepentingan anastesi
Kontraindikasi :
- Penggunaan agonis murni bersama dengan campuran agonis-antagonis.
- Penggunaan pada pasein dengan trauma kepala.
- Penggunaan selama kehamilan.
- Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi paru.
- Penggunaan pada penyakit endokrin
Efek Samping Obat
- Toleransi - Euforia - Rigiditas tubuh
- Ketergantungan fisik - Sedasi - mual & muntah
- Ketergantungan psikologis - Depresi pernapasan - Dll
Dosis & etika pemberian
Alfentanil = Parenteral : 500 µg/ml untuk suntikan
Butorfanol = Parenteral : 0,3 mg/mL untuk suntikan
Nasal (Stadol NS) : nasal spray 10 mg/mL
Hidromorfon = Oral : tablet 1, 2, 3, 4 mg
Parenteral : 1, 2, 3, 4, 10 mg/ml untuk suntikan
Rektal : supositoria 3 mg
Kodein/aspirin (kombinasi analgesik)
Oral : 15, 30, 60 mg kodein + 325 mg tablet aspirin
Hidrokodon/asetaminofen (kombinasi analgesik)
Oral : 5; 5,7 hidrokodon + 500 mg asetaminofen
Dll (untuk lebih lengkap baca Farmakologi Katzung hal 495-496)
NSAID (Non Steroid Anti Inflamatory Disease)
Ø Aspirin
Sangat efektif dalam meredakan nyeri dengan intensitas ringan sampai dengan sedang. Menghilangkan nyeri dari berbagai penyebab seperti yang berasal dari otot, pembuluh darah, gigi, dll. Aspirin bekerja secara perifer melalui efeknya terhadap peradangan, tetapi mungkin juga menekan rangsang nyeri di tingkat subkorteks. Mempunyai efek analgesic dan anti-inflamasi yang baik untuk meredakan nyeri dan/akibat peradangan.
- Farmakokinetik : Aspirin diabsorbsi begitu saja dan dihidrolisis menjadi asam asetat dan salisilat oleh esterase di dalam jaringan dan darah.
- Farmakodinamik :
Mekanisme kerja : Efektivitas aspirin terutama disebabkan oleh kemampuannya menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya menghambat enzim COX-2 secara ireversibel.
Efek Analgesic : Sangat efektif dalam meredakan nyeri dengan intensitas ringan sampai dengan sedang. Menghilangkan nyeri dari berbagai penyebab seperti yang berasal dari otot, pembuluh darah, gigi, dll. Aspirin bekerja secara perifer melalui efeknya terhadap peradangan, tetapi mungkin juga menekan rangsang nyeri di tingkat subkorteks.
- Indikasi : Demam, nyeri, penghambatan agregasi trombosit, katarak, kanker.
- Kontraindikasi :
Gangguan lambung (gastritis), Gangguan SSP (dapat menyebabkan “salissilisme”-tinitus, vertigo), Hemofilia, ibu hamil. Hipersensitivitas pada obat ini.
- Efek samping obat :
Gastritis, vertigo, penurunan pendengaran, peningkatan kadar asam urat, penurunan laju filtrasi glomerulus, menekan fungsi jantung, dll.
- Dosis & Etika Pemberian :
Per-oral, dosis pada anak sebesar 50-75 mg/kg/hari dalam dosis terbagi.
Ø Asetaminofen
Mekanisme kerja adalah menghambat pembentukan prostaglandin dengan menghambat kerja enzim COX-2 dalam fungsinya membentuk prostaglandin. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, mialgia, nyeri pasca persalinan, dll
Pustaka:
Farmakologi Katzung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar