Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK) merupakan penyebab ambiguitas genitalia
yang paling sering. Sekitar 90-95% kasus HAK disebabkan oleh defisiensi 21-hydroxylase.
Angka kejadian berkisar antara 1:12,000 - 1:15,000 kelahiran; angka kejadian pada non
klasik tidak diketahui, mungkin lebih dari 3% dari tipe klasik. Perempuan yang menderita
defisiensi 21-hydroxylase klasik berat, pada masa prenatal terpapar oleh androgen
berlebihan, lahir dengan organ genitalia eksterna mengalami virilisasi. Kasus ini mula-mula
ditemukan pada pertengahan abad ke-19, diketahui adanya penurunan sifat genetik secara
resesif serta didapatkan kelainan hormonal, namun pemahaman yang lebih mendalam
mengenai penyakit ini masih belum diperoleh sampai pertengahan abad ke-20 . (1)
Defek dasar HAK karena defisiensi 21-hydroxylase adalah ketidakmampuan kelenjar
adrenal mensintesis kortisol secara adekuat, sehingga memberi sinyal pada hipotalamus dan
hipofisis untuk meningkatkan sekresi CRH dan ACTH, kemudian menyebabkan terjadinya
hiperplasi kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal selain mensintesis kortisol juga memproduksi
prekursor hormon seks yang pembentukannya tidak membutuhkan ensim 21-hydroxylase,
sehingga produksinya berlebihan. Setelah disekresikan hormon ini dimetabolisme lebih lanjut
menjadi androgen aktif, yaitu testosteron dan dihidrotestosteron serta estrogen dalam jumlah
sedikit dalam bentuk estrone dan estradiol. Ini akan menimbulkan virilisasi pada perempuan
masa prenatal dan pertumbuhan somatik yang cepat dengan fusi epifisis dini pada kedua jenis
kelamin. Sekitar dua pertiga pasien tidak dapat mensintesis aldosteron dalam jumlah yang
cukup untuk mempertahankan keseimbangan natrium, diistilahkan sebagai “ salt wasters ”
(pembuang garam). Hal ini merupakan predisposisi timbulnya dehidrasi hiponatremik yang
dapat mengancam jiwa. Pasien dengan produksi aldosteron yang cukup, tidak terjadi
pelepasan garam, namun menunjukkan tanda-tanda virilisasi dan atau peningkatan produksi
prekursor enzim 21-hydroxylase secara bermakna (17-hydroxyprogesteron) diistilahkan
sebagai virilisasi sederhana. Bentuk non klasik ini pada perempuan hanya menyebabkan
sedikit atau bahkan tanpa virilisasi sama sekali pada saat lahir.
Sudah kira-kira 15 tahun yang lalu gen CYP21 yang mengkode enzim 21-
hydroxylase didapatkan pada pasien dengan defisiensi 21-hiroksilase .
yang paling sering. Sekitar 90-95% kasus HAK disebabkan oleh defisiensi 21-hydroxylase.
Angka kejadian berkisar antara 1:12,000 - 1:15,000 kelahiran; angka kejadian pada non
klasik tidak diketahui, mungkin lebih dari 3% dari tipe klasik. Perempuan yang menderita
defisiensi 21-hydroxylase klasik berat, pada masa prenatal terpapar oleh androgen
berlebihan, lahir dengan organ genitalia eksterna mengalami virilisasi. Kasus ini mula-mula
ditemukan pada pertengahan abad ke-19, diketahui adanya penurunan sifat genetik secara
resesif serta didapatkan kelainan hormonal, namun pemahaman yang lebih mendalam
mengenai penyakit ini masih belum diperoleh sampai pertengahan abad ke-20 . (1)
Defek dasar HAK karena defisiensi 21-hydroxylase adalah ketidakmampuan kelenjar
adrenal mensintesis kortisol secara adekuat, sehingga memberi sinyal pada hipotalamus dan
hipofisis untuk meningkatkan sekresi CRH dan ACTH, kemudian menyebabkan terjadinya
hiperplasi kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal selain mensintesis kortisol juga memproduksi
prekursor hormon seks yang pembentukannya tidak membutuhkan ensim 21-hydroxylase,
sehingga produksinya berlebihan. Setelah disekresikan hormon ini dimetabolisme lebih lanjut
menjadi androgen aktif, yaitu testosteron dan dihidrotestosteron serta estrogen dalam jumlah
sedikit dalam bentuk estrone dan estradiol. Ini akan menimbulkan virilisasi pada perempuan
masa prenatal dan pertumbuhan somatik yang cepat dengan fusi epifisis dini pada kedua jenis
kelamin. Sekitar dua pertiga pasien tidak dapat mensintesis aldosteron dalam jumlah yang
cukup untuk mempertahankan keseimbangan natrium, diistilahkan sebagai “ salt wasters ”
(pembuang garam). Hal ini merupakan predisposisi timbulnya dehidrasi hiponatremik yang
dapat mengancam jiwa. Pasien dengan produksi aldosteron yang cukup, tidak terjadi
pelepasan garam, namun menunjukkan tanda-tanda virilisasi dan atau peningkatan produksi
prekursor enzim 21-hydroxylase secara bermakna (17-hydroxyprogesteron) diistilahkan
sebagai virilisasi sederhana. Bentuk non klasik ini pada perempuan hanya menyebabkan
sedikit atau bahkan tanpa virilisasi sama sekali pada saat lahir.
Sudah kira-kira 15 tahun yang lalu gen CYP21 yang mengkode enzim 21-
hydroxylase didapatkan pada pasien dengan defisiensi 21-hiroksilase .
Oh,, brrti pada laki2 defisiensi ini memang fisiologis tjd??
BalasHapusAtau Apakah pada laki2 mjd penykit lain??
defisiensi salah satu hormon merupakan suatu keadaan yang patologis... karena pada keadaan normal semua tingkatan hormonal dijaga dalam batasan normal....
BalasHapuspenyakitnya tergantung defisiensi apa yang mendasari..