Asro Medika

Sabtu, 19 Maret 2011

Vaginosis bakterial

Definisi

Vaginosis bakterial adalah keadaan ab­normal pada ekosistem vagina yang di­sebabkan bertambahnya pertumbuhan flo­ra vagina bakteri anaerob mengganti­kan Lactobacillus yang mempunyai kon­sen­trasi tinggi sebagai flora normal vagina.

DD

Kandidiasis
Trikomoniasis

Faktor resiko

pemakaian AKDR, faktor pemberian antibiotik, penurunan estrogen, pencucian vagina (vaginal douching), serta berhubungan seksual dengan pa­sangan yang terinfeksi Gardnerella vaginalis.

epidemiologi

2/3 (asimptomatik).. Bakterial vaginosis ditemukan pada 15-19% pasien-pasien rawat inap bagian kandungan, 10-30% ibu hamil dan 24-40% pada klinik kelamin.

Etiologi
Gardnerella, Mobiluncus, Bacte­roid­es, Fusobacterium, Veilonella, dan go­long­an Eubacterium, misalnya Mycoplas­ma hominis,

Patogenesis

Gardnerella vaginalis mengalami hiperpopulasi (simbiosis dengan bakteri anaerob lain)

berkurangnya jumlah Lactobacillus yang menghasilkan hidrogen peroksida.

(menjaga keasaman vagina dan meng­ham­bat mikroorganisme anaerob lain untuk tumbuh di vagina.)

be­be­rapa amin diketahui menyebabkan iritasi kulit dan menambah pelepasan sel, menyebabkan rasa terbakar di daerah vagina (ringan)

epitel dan menyebabkan duh tubuh ber­bau tidak sedap yang keluar dari vagina.

mengubah asam amino menjadi amin sehingga me­naikkan pH sekret vagina

flora normal vagina dari yang tadinya bersifat asam menjadi bersifat basa.

Pemeriksaan fisik

Duh tubuh vagina jumlahnya > normal, berwarna putih abu-abu, tipis & homogen, tampak melekat pd dinding vagina, bau amis, tidak berbusa.

Eritema & inflamasi tdk ditemukan (biasanya)

Pada pemeriksaan kol­pos­kopi tidak terlihat dilatasi pembuluh darah dan tidak ditemukan penambahan densitas pembuluh darah pada dinding va­­gina.

Gambaran serviks pun akan terlihat normal.

Diagnosis VB

(1) clue cells pada sediaan basah sekret vagina. Clue cells merupakan sel epitel vagina granular yang diliputi oleh ko­ko­ba­sil sehingga batas sel tidak jelas.

(2) sniff test dengan menghidu bau amin se­telah diteteskan KOH 10% pada sekret va­gina,

(3) pH vagina yang lebih tinggi dari 4.5 (dites dengan nitrazine paper), serta tambahan

(4) ditemukannya G. va­gi­nalis sebagai flora vagina utama menggantikan laktobasilus.

Ditemukan 3 dari 4 kriteria diagnosis ini sudah cukup me­negakkan diagnosis vaginosis bacterial.

Di bawah mi­kros­kop dapat terlihat flora normal Lac­to­ba­cilli (batang gram positif) yang sudah ba­nyak tergantikan dengan Gardnerella va­gi­nalis. Yang khas juga akan sedikit se­ka­li terlihat leukosit PMN dibanding jumlah sel epitel yang sangat banyak.

Terapi

•Metronidazol 500 mg 2 x sehari selama 7 hari

•Metronidazol oral 2 gram dosis tunggal

Rekurensi dan profilaksis

Pemakaian AKDR akan menimbulkan rekurensi VB. Pem­be­rian metronidazole 2 gram oral dosis tung­gal tiap bulan pada hari ke-3 siklus mens­truasi dianjurkan untuk profilaksis ter­ja­di­nya rekurensi

Komplikasi


salpingitis, endometritis, selulitis va­gi­na, reaksi simpang kehamilan, termasuk kehamilan prematur, korioamnionitis, dan endometritis pascapartum.

prognosis

tanpa kompli­kasi dan tata laksana adekuat Bonam baik vitam maupun fungsionam.


2 komentar:

  1. Klo keputihan?? Trmsuk vaginosis jg bkn??
    Normal apa gak ya keputihan tu??
    Ada yg blg normal,, tp ada jg yg blg gak,,
    Batas normal& gak nya tu gmn??

    BalasHapus
  2. diagnosis vaginosis bakterial ditegakkan jika memenuhi 3 atau 4 dari 4 kriteria yang telah disebutkan di atas..

    keputihan jika sudah berbau dan gatal-gatal yang berlebihan sudah merupakan tanda patologis, karena normalnya sekret dari vagina bewarna bening dan tidak gatal

    BalasHapus