Definisi
Klimakterium berasal dari bahasa yunani yang berarti “selangkah diatas tangga”, hal ini mewakili awal dari fase berikutnya dalam kehidupan seorang wanita. Dengan demikian, klimakterium dapat diartikan seagai suatu masa peralihan antara tahun-tahun reproduktif akhir dan menopause sebenarnya yang dimulai pada akhir masa reproduksi (sekitar usia 40 tahun) dan berakhir pada awal masa senium (lanjut usia), yaitu pada usia 65 tahun.
Masa klimaksterium meliputi dari masa premenopause, menopause dan pascamenopause. Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir. Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita sudah tidak mengalami siklusnya selama minimal 12 bulan.
Etiologi
Adanya ketidakseimbangan hormonal dari hormon-hormon yang mengatur terjadinya ovulasi dan menstruasi, yaitu hormon-hormon FSH, LH, estrogen dan progesteron.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa klimakterium:
a. ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur (proses burning out ovarium)
Saat dilahirkan, wanita mempunyai 733.000-750.000 folikel primordial. Jumlah tersebut akan semakin berkurang seiring dengan meningkatnya usia.
Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita, kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel vesikuler dan berovulasi, sementara beratus-ratus dari ribuan ovum akan berdegenerasi
Pada usia 40-50 tahun, rata-rata jumlah sel primordial menurun sampai 8.300 buah, hal ini disebabkan selain adanya ovulasi yang terjadi setiap menjelang haid, juga karena proses terhentinya pertumbuhan folikel primarius yang mulai tumbuh dalam beberapa hari.
b. aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti
karena jumlah sel telur sudah habis dan karena ovarium sudah tidak tanggap lagi terhadap FSH dan LH, yang menyebabkan proses ovulasi tidak berlangsung.
c. pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesteron) berkurang.
Sejak usia 40 tahun, ovarium menjadi kurang responsif terhadap hormon pituitari yang mengendalikannya, hal ini akan mengurangi jumlah hormon ovarium yang dihasilkan dan mengubah jumlah relatif dari hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan.
Penurunan dan bahkan kehilangan sekresi estrgen dan progesteron menyebabkan perubahan endokrin yang terjadi selama masa klimakterium.
Kadar FSH dan LH yang bersirkulasi akan meningkat karena hilangnya mekanisme umpan balik dari estrogen dan progesteron.
Gejala-gejala yang timbul
Gambaran klinis dari defisiensi estrogen dapat berupa gangguan Neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik dan gangguan siklus haid.
a. Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas, keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, berdebar-debar, jari atrofi dan gangguan usus.
b. Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan dan sulit tidur.
c. Gangguan somatik, selain amenorhea atau gangguan haid, inkontinensia urine, disuria, osteoporosis, artritis dan aterosklerosis.
Klimakterium terdiri dari beberapa fase klimakterik, yaitu :
1. Pramenopause
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang kadang disertai nyeri haid (dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual (PMS). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar esterogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetepi juga dapat ditetapkan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang – kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
2. Perimenopause
Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya.
Masa peralihan atau transisisi dalam kehidupan wanita menuju fase menopause dimana:
- ovarium (indung telur) menjadi tua dan jumlah folikel semakin berkurang. Folikel juga resisten terhadap rangsangan GnRH
- aktivitas menstruasi berkurang dan tak beraturan.
- pembentukan dan kadar hormon wanita (estrogen dan progesteron) berfluktuasi
Etiologi
Penurunan fungsi ovarium à berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin à terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise à Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan pada akhirnya proses ovulasi berhenti.
Tanda & gejala
- Menstruasi tidak teratur
- Gangguan tidur dan hot flashes
- Perubahan Psikologis
- Organ intim mengering
- Kesuburan berkurang
- Perubahan fungsi seksual
- Osteoporosis
- Perubahan kadar kolesterol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar