Neuropati optik merupakan gangguan
fungsional atau perubahan patologis pada nervus optikus, kadang terbatas hanya
pada lesi non-inflamatorik, berlawanan dengan neuritis. Klasifikasi neuropati
optic berdasarkan manifestasi klinik terdiri atas pola lapangan pandang,
neuropati optic anterior, Neuropati optic posterior, dan Atropi optic.
1.
Pola Lapangan Pandang
Serabut saraf retina yang menuju
nervus optikus dibagi atas 3 kelompok besar à lesi pada 3
kelompok besar tersebut:
a.
papillomacular fibers: cecocentral
scotoma, paracentral scotoma, dan central scotoma.
b.
arcuate fibers: arcuate
scotoma (defek nerve fiber bundle), broad (altitudinal) defect (broader region
of arcuate fibers)
c.
nasal radiating fibers:defek pada temporal.
2.
Neuropati optic anterior
Neuropati optic iskemik anterior
(NOIA) merupakan peyakit yang berupa infark pada diskus optikus dan tidak
berhubungan dengan inflamasi, demielinasi, infiltrasi neural, ataupun
metastasis. NOIA sering dijumpai dan menyebabkan hilangnya visus mendadak, dan
sering terjadi pada usia lanjut. NOIA dapat dibagi menjadi 2 yaitu arteritik
(lebih jarag, 5-10% kasus NOIA) dan nonarteritik, yang dibedakan dalam tabel
berikut.
v Patofisiologi
NOIA merupakan proses iskemik pada serabut saraf
optic. Pembuluh darah utama yang menyuplai papil optic berasal dari arteri
siliaris posterior, sehingga NOIA merupakan manifestasi dari kelainan iskemik
dari sirkulasi arteri siliaris posterior pada optic nerve head. Pola aliran dan
suplai darah pada optic nerve head bervariasi tiap individu sehingga
berpengaruh pada anifestasi klinik.
a. Trombosis
(lebih sering) dan emboli (jarang) a. siliaris posterior
b. Sirkulasi
buruk atau tidak ada pada optic nerve head. Faktor risiko dibagi menjadi 3
kategori mayor penyakit menurut Ichemic Optic Neuropathy Decompresion Trial
(IONDT), yaitu : (1) Penyakit sistemik: Hipertensi, DM; (2) Penyakit yang
berhubungan tetapi tidak langsung sebagai penyebab: oklusi pembuluh darah kecil cerebrovaskular;
(3) Kelainan yang tidak mempunyai hubungan patogenik pada sebagian kecil
pasien.
v Penatalaksanaan
a.
NOIA Arteritik: steroid sistemik
prednisone 40-60 mg/hari. Bila dimulai dengan dosis 60 mg/hari selama 2-4
minggu, tapering 10 mg tiap 2 minggu sampai 40 mg, kemudian dikurangi 5 mg tiap
1-2 minggu. Jika sudah 10 mg/hari dikurangi 1 mg tiap bulan.
b.
NOIA Nonarteritik: tidak terbukti
steroid sistemik. Hiperbarik oksigen pada 2 atm 2x1 hari selama 10 hari.
Pemberian steroid sistemik masih dianjurkan, metilprednisolon 1g/hari IV,
tapering lambat. Setelah 1 bulan pasien mengalami perbaikan visus 6/9.
3.
Neuropati optic iskemik posterior
Merupakan
kerusakan iskemia akut pada nervus optikus retrobulbar, RAPD (relative afferent puilaary defect), diskus
optikus normal. NOIP jarang dan didiagnosis eksklusi (sebaiknya tidak diajukan
sebelum penyebab-penyebab lain, terutama lesi komprehensif telah dieksklusi).
v Patofisiologi
NOIP terjadi pada 3 kejadian
berbeda, yaitu: (1) perioperatif (kepala, spine, leher), (2)
arteritik/vaskulitis, (3) Nonarteritik (klinik yang mirip pada NOIA
Nonarteritik). Pada perioperatif kehilangan visus lebih sering bilateral
daripada unilateral.
v Penatalaksanaan
Kortikosteroid.
v Prognosis: Buruk
4.
Atropi optic
Kombinasi dari hilangnya visus,
RAPD, dan atrofi optic adalah nonspesifik dan dapat ditemukan pada fase kronik
dari tiap neuropati optic yang diientifikasi aawal. Tingkatan fungsi nervus
optikus adaah berdasarkan visual acuity,
color vision testing, dan quantitative
perimetry. Derajat dan pola atropi dapat dilihat melalui foto fundus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar