KLARIFIKASI ISTILAH
Fever
Vaginal bleeding
Abdominal cramping
Missing period
Nausea and vomiting
Unsave abortion
Unwanted pregnancy
Pain tenderness
Livide
Cervical motion tenderness
βHCG (+)
IDENTIFIKASI MASALAH
Miss Dora (18 tahun) dengan keluhan utama demam dan perdarahan vagina-jaringan lepas bercampur darah merah kehitaman dan berbau
Miss Dora juga mengeluh kram abdominal, mual, muntah dan nyeri tekan (tegang) pada payudaranya
Periode menstruasinya sudah terlambat sekitar 10 minggu
Miss Dora memiliki riwayat aborsi yang tidak aman dengan dukun 7 hari yang lalu, tidak memiliki suami, serta ini adalah kehamilannya yang pertama dan tidak diinginkan
Hasil pemeriksaan fisik diketahui : TB 156 cm; BB 52 kg; TD 100/70 mmHg; Nadi 110x/m; RR 24 x/m; T 39,5 0C. Konjungtiva palpebra pucat, payudara hiperpigmentasi
Hasil pemeriksaan ginekologis diketahui : Pemeriksaan eksternal : nyeri tekan pada abdomen. Pemeriksan internal: pemeriksaan spekulum: porsio livid, os eksternal terbuka dengan beberapa jaringan dan darah berbau keluar dari os eksternal; pemeriksaan bimanual : serviks lembut, os eksternal terbuka, teraba beberapa jaringan di os eksternal, ukuran uterus sekitar 8 minggu kehamilan.
ANALISIS MASALAH
Apa penyebab dan bagaimana mekanisme demam dan perdarahan vagina pada awal kehamilan?
Apa penyebab dan bagaimana mekanisme kram pada perut, mual, muntah, dan nyeri tekan (tegang) pada payudara?
Apa maksud dari aborsi yang tidak aman dan apa komplikasi dari aborsi yang tidak aman?
Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan ginekologis?
Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium?
Apa diagnosis bandingnya?
Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan diagnosis kerjanya?
Bagaimana etiologi, epidemiologi dan faktor resiko pada kasus ?
Bagaimana patogenesis dan manifestasi klinisnya ?
Bagaimana penatalaksanaannya?
Bagaimana prognosis, komplikasi dan KDU?
HIPOTESIS
Miss Dora mengalami abortus infeksiosa anemia derajat sedang akibat riwayat aborsi yang tidak aman karena kehamilan yang tidak diinginkan
SINTESIS
Penyebab dan mekanisme demam dan perdarahan vagina pada awal kehamilan
Perdarahan pada kehamilan muda berkaitan dengan:
Abortus
Miscarriage
Early pregnancy loss
Molahidatidosa
Kehamilan ektopik terganggu
Demam pada kasus lebih disebabkan karena adanya infeksi, infeksi paling sering disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari GIT tract seperti E coli, Streptokokus, atau tetani karena penggunaan alat yang tidak steril
Penyebab dan mekanisme kram pada perut, mual, muntah, dan nyeri tekan (tegang) pada payudara
Kram pada abdomen :
Infeksi à transmisi ke plasentaà inflamasi di villi chorionà pelepasan sitokinà nekrosisà hasil konsepsi bisa terlepas dari tempat implantasià embrio dianggap sbg benda asing à uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya dari cavum uteri à konstriksi pembuluh darah myometrium (a.radialis) à iskemik à nyeri hebat (kram).
Mual dan Muntah : karena hamil à estrogen & hCG meningkat à < motilitas GIT tract àmual àmuntah
Nyeri tekan (tegang) pada payudara : karena > estrogenà > kel Mame àNyeri tekan pada payudara
Maksud dari aborsi yang tidak aman dan komplikasi dari aborsi yang tidak aman
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.
Dampak jangka pendek :
Infeksi
Sepsis
Syok hipovolemik
Perforasi
Dampak jangka panjang :
Perdarahan lanjut
Kehamilan ektopik
Asherman syndrom
Interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan ginekologis
Hasil pemeriksaan fisik | Nilai normal | Interpretasi |
Height-156cm Weight-52kg | | Normal |
BP 100/70mmHg | 120/80mmHg | Normal |
HR 110x/m | 60-100x/m | Takikardi |
RR 24 x/minute | 16-24 | Normal |
palpebral conjunctival looked pale | | Anemia |
hyperpigmentation areolar of breast | | Hamil |
Gynecologigical examination | ||
External examination | ||
Abdominal flat and soufle,symmetric,uterine fundal not palpable,there is no mass, no pain tenderness and no free fluid sign | | Normal, tidak ada massa, tidak ada peritonitis |
Internal examination | ||
Speculum examination | | |
Portio livide | Pucat kebiruan | Hamil |
Externum uterine ostium open | | Adanya terjadinya dilatasi serviks yg menunjukkan tanda2 kehamilan |
Smelly blood and some tissue come out from OUE | | Terjadinya perdarahan disertai jaringan nekrotik disebabkan oleh abortus inkomplet dan memicu timbulnya infeksi |
No vaginal discharge,cervical erotion,laceration or polyp | | Perdarahan bukan berasal dari erosi, laserasi ataupun polip |
Bimanual examination : cervix is soft | | Tanda kehamilan |
Uterine size about 8 weeks gestation | | Tanda kehamilan |
Both adnexa and parametrium within normal limits | | Normal |
Interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium
| Kasus | Normal | Interpretasi |
Hb | 9 g/dl | >11 gr% | Anemia derajat sedang, karena perdarahan |
WBC | 24000/mm3 | 5000-12000/mL | leukositosis menandakan adanya infeksi. |
LED Wintrobe westergreen | 28 mm/jam | meningkat seiring usia kehamilan 0-15 mm/jam 0-20 mm/jam | Meningkat- menandakan adanya infeksi |
Gambaran darah tepi | Anemia normokrom normositer | RBC normositer normokromik | Anemia karena perdarahan, tidak ada def. B12 atau folat, tidak ada def besi/thalassemia |
Urine pregnancy test (βhCG) | (+) | (+) pada kehamilan | Menunjukkan tanda kehamilan. Pada kondisi abortus, hCG masih dapat terditeksi 1 mgg setelah kematian janin |
Diagnosis banding
Abortus infeksiosa
Mola hidatidosa
PUD
KET
Penegakkan diagnosis dan diagnosis kerja
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Laboratoris : Hb, WBC, LED, Ht, apusan darah tepi
Urin : kadar βHCG
USG & Biakan
Etiologi, epidemiologi dan faktor resiko
Etiologi dan Faktor resiko
Etiologi
Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi pasca abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens.
Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani.
Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.
Faktor risiko
Tertinggalnya sebagian jaringan janin atau plasenta di uterus setelah terjadi aborsi inkomplit.
Pengguanaan peralatan medis yang asepsis ke dalam uterus.
Sexual transmitted disease
Penggunaan IUD
Epidemiologi
Di Indonesia, abortus infeksiosus biasanya berawal terutama dari aborsi pada kehamilan tidak dinginkan; persentasenya satu di antara sepuluh abortus dengan risiko kematian 57-59/100.000 kelahiran hidup
C. Jenis-jenis abortus :
1. Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Tahapan abortus spontan meliputi :
a. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut)
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadi abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
b. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit).
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
c. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Besar uterus sudah lebih kecil dari umur kehamilan.
d. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
e. Missed abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.
f. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
2. Abortus provokatus
Abortus provokatus adalah abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan. Abortus provokatus dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Abortus provokatus medisinalis
Abortus yang didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu. Pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis yaitu spesialis kebidanan dan kandungan, spesialis penyakit dalam, dan spesialis jiwa.
b. Abortus provokatus kriminalis
3. Abortus infeksiosa
Patogenesis dan manifestasi klinis
Manifestasi klinis :
Amenorea
Sakit perut atau kram perut
Perdarahan bisa sedikit atau banyak, biasanya berupa stosel (darah beku) disertai jaringan hasil konsepsi
Terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, takikardi, perdarahan berbau, nyeri tekan, uterus membesar dan lembut leukositosis
Penatalaksanaan
Diberikan antibiotik : Tahap pertama : Penisilin 4 x 1,2 juta unit atau Ampisilin 4 x 1 gram ditambah Gentamisin 2 x 80 mg dan Metronidazol 2 x 1 gram selama 3 hari (jika dalam 1 hari setelah pemberian antibiotik ternyata tanda-tanda infeksi hilang)
Selanjutnya baru dikuret
Di beri besi oral dan tranfusi darah bila Hb < 8
Berikan analgesik dan antipiretik ( pada suhu > 39 C)
Pemberian serum anti Tetanus (ATS) dan tetanus toksoid (TT) jika belum ada riwayat pemberian imunisasi tetanus
Prognosis, komplikasi dan KDU
Prognosis : Dubia ad bonam
Komplikasi
Perforasi uterus pada kerokan
Syok hemoragik dan syok endoseptik
Septikemia, sepsis, atau peritonitis
KDU : 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar