Asro Medika

Sabtu, 25 Juni 2011

Abortus


KLARIFIKASI ISTILAH

Fever
Vaginal bleeding
Abdominal cramping
Missing period
Nausea and vomiting
Unsave abortion
Unwanted pregnancy
Pain tenderness
Livide
Cervical motion tenderness
βHCG (+)

IDENTIFIKASI MASALAH
Miss Dora (18 tahun) dengan keluhan utama demam dan perdarahan vagina-jaringan lepas bercampur darah merah kehitaman dan berbau
Miss Dora juga mengeluh kram abdominal, mual, muntah dan nyeri tekan (tegang) pada payudaranya
Periode menstruasinya sudah terlambat sekitar 10 minggu
Miss Dora memiliki riwayat aborsi yang tidak aman dengan dukun 7 hari yang lalu, tidak memiliki suami, serta ini adalah kehamilannya yang pertama dan tidak diinginkan
Hasil pemeriksaan fisik diketahui : TB 156 cm; BB 52 kg; TD 100/70 mmHg; Nadi 110x/m; RR 24 x/m; T 39,5 0C. Konjungtiva palpebra pucat, payudara hiperpigmentasi
Hasil pemeriksaan ginekologis diketahui : Pemeriksaan eksternal : nyeri tekan pada abdomen. Pemeriksan internal: pemeriksaan spekulum: porsio livid, os eksternal terbuka dengan beberapa jaringan dan darah berbau keluar dari os eksternal; pemeriksaan bimanual : serviks lembut, os eksternal terbuka, teraba beberapa jaringan di os eksternal, ukuran uterus sekitar 8 minggu kehamilan.

ANALISIS MASALAH
Apa penyebab dan bagaimana mekanisme demam dan perdarahan vagina pada awal kehamilan?
Apa penyebab dan bagaimana mekanisme kram pada perut, mual, muntah, dan nyeri tekan (tegang) pada payudara?
Apa maksud dari aborsi yang tidak aman dan apa komplikasi dari aborsi yang tidak aman?
Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan ginekologis?
Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium?
Apa diagnosis bandingnya?
Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan diagnosis kerjanya?
Bagaimana etiologi, epidemiologi dan faktor resiko pada kasus ?
Bagaimana patogenesis dan manifestasi klinisnya ?
Bagaimana penatalaksanaannya?
Bagaimana prognosis, komplikasi dan KDU?

HIPOTESIS
Miss Dora mengalami abortus infeksiosa anemia derajat sedang akibat riwayat aborsi yang tidak aman karena kehamilan yang tidak diinginkan
SINTESIS
Penyebab dan mekanisme demam dan perdarahan vagina pada awal kehamilan
Perdarahan pada kehamilan muda berkaitan dengan:

Abortus
Miscarriage
Early pregnancy loss
Molahidatidosa
Kehamilan ektopik terganggu

Demam pada kasus lebih disebabkan karena adanya infeksi, infeksi paling sering disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari GIT tract seperti E coli, Streptokokus, atau tetani karena penggunaan alat yang tidak steril
Penyebab dan mekanisme kram pada perut, mual, muntah, dan nyeri tekan (tegang) pada payudara
Kram  pada abdomen :
Infeksi à transmisi ke plasentaà inflamasi di villi chorionà pelepasan sitokinà nekrosisà hasil konsepsi bisa terlepas dari tempat implantasià embrio dianggap sbg benda asing à uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya dari cavum uteri à konstriksi pembuluh darah myometrium (a.radialis) à iskemik à nyeri hebat (kram).
Mual dan Muntah : karena hamil à estrogen & hCG meningkat à < motilitas GIT tract àmual àmuntah
Nyeri tekan (tegang) pada payudara : karena > estrogenà > kel Mame àNyeri tekan pada payudara
Maksud dari aborsi yang tidak aman dan komplikasi dari aborsi yang tidak aman
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.
Dampak jangka pendek :

Infeksi
Sepsis
Syok hipovolemik
Perforasi

Dampak jangka panjang :

Perdarahan lanjut
Kehamilan ektopik
Asherman syndrom

Interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan ginekologis
Hasil pemeriksaan fisik
Nilai normal
Interpretasi
Height-156cm
Weight-52kg

Normal
BP 100/70mmHg
120/80mmHg
Normal
HR 110x/m
60-100x/m
Takikardi
RR 24 x/minute
16-24
Normal
palpebral conjunctival looked pale

Anemia
hyperpigmentation areolar of breast

Hamil
Gynecologigical examination
External examination
Abdominal flat and soufle,symmetric,uterine fundal not palpable,there is no mass, no pain tenderness and no free fluid sign

Normal, tidak ada massa, tidak ada peritonitis
Internal examination
Speculum examination


Portio livide
Pucat kebiruan
Hamil
Externum uterine ostium open

Adanya terjadinya dilatasi serviks yg menunjukkan tanda2 kehamilan
Smelly blood and some tissue come out from OUE

Terjadinya perdarahan disertai jaringan nekrotik disebabkan oleh abortus inkomplet dan memicu timbulnya infeksi
No vaginal discharge,cervical erotion,laceration or polyp

Perdarahan bukan berasal dari erosi, laserasi ataupun polip
Bimanual examination : cervix is soft

Tanda kehamilan
Uterine size about 8 weeks gestation

Tanda kehamilan
Both adnexa and parametrium within normal limits

Normal 
Interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium

Kasus
Normal
Interpretasi
Hb
9 g/dl
>11 gr%
Anemia derajat sedang, karena perdarahan
WBC
24000/mm3
5000-12000/mL
leukositosis
menandakan adanya infeksi.
LED

Wintrobe
westergreen
28 mm/jam
meningkat seiring usia kehamilan
0-15 mm/jam
0-20 mm/jam

Meningkat- menandakan adanya infeksi
Gambaran darah tepi
Anemia normokrom normositer
RBC normositer normokromik
Anemia karena perdarahan, tidak ada def. B12 atau folat, tidak ada def besi/thalassemia
Urine pregnancy test (βhCG)
(+)
(+)  pada kehamilan
Menunjukkan tanda kehamilan. Pada kondisi abortus, hCG masih dapat terditeksi 1 mgg setelah kematian janin
Diagnosis banding

Abortus infeksiosa
Mola hidatidosa
PUD
KET

Penegakkan diagnosis dan diagnosis kerja
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Laboratoris : Hb, WBC, LED, Ht, apusan darah tepi
Urin : kadar βHCG
USG & Biakan
Etiologi, epidemiologi dan faktor resiko
Etiologi dan Faktor resiko
Etiologi
Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi pasca abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens.
Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani.
Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.

Faktor risiko
Tertinggalnya  sebagian jaringan janin atau plasenta di uterus setelah terjadi aborsi inkomplit.
Pengguanaan peralatan medis yang asepsis ke dalam uterus.
Sexual transmitted disease
Penggunaan IUD

Epidemiologi

Di Indonesia, abortus infeksiosus biasanya berawal terutama dari aborsi pada kehamilan tidak dinginkan; persentasenya satu di antara sepuluh abortus dengan risiko kematian 57-59/100.000 kelahiran hidup
C. Jenis-jenis abortus :
1.   Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Tahapan abortus spontan meliputi :
a.   Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut)
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadi abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
b. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit).
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
c.   Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Besar uterus sudah lebih kecil dari umur kehamilan.
d.   Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
e.   Missed abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.
f.   Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
2.   Abortus provokatus
Abortus provokatus adalah abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan. Abortus provokatus dibagi menjadi 2, yaitu:
a.   Abortus provokatus medisinalis
Abortus yang didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu. Pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis yaitu spesialis kebidanan dan kandungan, spesialis penyakit dalam, dan spesialis jiwa.
b.   Abortus provokatus kriminalis
3.   Abortus infeksiosa
Patogenesis dan manifestasi klinis
Manifestasi klinis : 
Amenorea
Sakit perut atau kram perut
Perdarahan bisa sedikit atau banyak, biasanya berupa stosel (darah beku) disertai jaringan hasil konsepsi
Terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, takikardi, perdarahan berbau, nyeri tekan, uterus membesar dan lembut leukositosis
Penatalaksanaan
Diberikan antibiotik : Tahap pertama : Penisilin 4 x 1,2 juta unit atau Ampisilin 4 x 1 gram ditambah Gentamisin 2 x 80 mg dan Metronidazol 2 x 1 gram selama 3 hari (jika dalam 1 hari setelah pemberian antibiotik ternyata tanda-tanda infeksi hilang)
Selanjutnya baru dikuret
Di beri besi oral dan tranfusi darah bila Hb < 8
Berikan analgesik dan antipiretik ( pada suhu > 39 C)
Pemberian serum anti Tetanus (ATS) dan tetanus toksoid (TT) jika belum ada riwayat pemberian imunisasi tetanus
Prognosis, komplikasi dan KDU
Prognosis : Dubia ad bonam
Komplikasi
Perforasi uterus pada kerokan
Syok hemoragik dan syok endoseptik
Septikemia, sepsis, atau peritonitis
KDU : 2




Tidak ada komentar:

Posting Komentar