Asro Medika

Sabtu, 25 Juni 2011

ekg

istilah aksis jantung otot atrium yang ditentukan dengan melihat gelombang P
o   aksis jantung otot ventrikel yang ditentukan dengan melihat komplek QRS.
o   Karena otot atrium komposisinya lebih kecil dari otot ventrikel, maka untuk mengevaluasi aksis jantung otot atrium kadang diabaikan. Jadi untuk menentukan aksis jantung, cukup dengan menentukan aksis jantung otot ventrikel dengan melihat komplek QRS.
o   normal axis jantung antara -30 derajat s/d +110 derajat dibawah usia 40 thn, -30 derajat s/d +90 derajat diatas 40 thn.


Sandapan/perekaman
EKG dibagi menjadi 3 yaitu:

Sandapan Bipolar ----> lead I, lead II, Lead III
Sandapan Unipolar Ekstremitas ----> lead aVR, aVL, aVF
Sandapan Prekordial ----> lead V1, V2, V3, V4, V5, V6


kriteria normal EKG atau sinus rhytm sebagai berikut :

Irama regular
Frekwensi antara 60-100x/menit
Adanya gelombang P yang normal atau berasal dari SA node, karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda harus bandingkan di dalam satu lead harus mempunyai bentuk gel P yang sama.
Selalu ada gelombang P yang diikuti komplek QRS dan gel T
Gelombang P wajib positip di lead II
Gelombang P wajib negatif di lead aVR
Komplek QRS normal (0,08 - 0,11 detik)

Di lead II yaitu gel P, komplek QRS dan gel T menggambarkan defleksi positip
Di lead aVR yaitu gel P, komplek QRS dan gel T menggambarkan defleksi negatif
Di lead V1 yaitu tampak gel r kecil (3) gelombang S yang dalam serta gel T(4) bisa defleksi positip, datar, atau negatif.
Di lead V2 yaitu ST dan T (5)sedikit elevasi, dimana akan kembali pada zero line atau isoelektrik pada lead berikutnya.
Di lead V3 tampak gel R dan gel S hampir sama(6), dimana dilead ini adalah normal perputaran arah depolarisasi dari kanan ke kiri. Di lead ini biasa dikenal dengan daerah transition zone.
Di lead V5 (sebagai contoh saja) karena bisa anda lihat di lead yang lain juga. Adalah titik akhir gelombang S atau yang biasa dikenal dengan titik J junction
Di lead V6 tampak q kecil (8) yang merupakan opposite dari gambaran defleksi positip yang berupa r kecil.

Caro ngitung frekuensi jantung

rumusnya 300 dibagi jumlah kotak sedang antara RR interval, tapi Cuma untuk irama yg teratur
tapi kalo untuk irama yg dak teratur,caronyo :  ngitung komplek QRS dalam 6 detik
pilih lead EKG strip yang panjang dan jelas (biasanya di lead II).
jumlah kompleks qrs yg ditemukan kalikan dengan 10,.



dalam 6 detik ditemukan normal beat sebanyak 7, jadi heart ratenya 7x10= 70x/menit.
Anda juga bisa menggunakan 3 detik atau berapa saja, yang penting anda kalikan hasilnya 60.

Beberapa contoh sadapan yg abnormal,

(Idioventrikular Rhytm)
Ciri-cirinya :
Irama regular
Frekwensi 20 - 40 x/menit
Tidak ada gelombang P
Komplek QRS lebar or lebih dari normal

 

(Ventrikel Takikardia/ VT)

Ciri-cirinya :
Irama regular
Frekwensi 100-250x/menit
Tidak ada gelombang P
Komplek QRS lebar atau lebih dari normal




(ventrikel Fibrilasi/VF)

Ciri-cirinya :
Irama chaotic atau kacau balau
No denyut jantung.

(Torsade de pointes)

Ciri-cirinya :
Irama irregular
Frekwensi lebih dari 200x/menit
Komplek QRS lebar
Keadaan ini sangat cepat dan berubah ke VF atau asystole



Ventrikel Ekstra sistole

Ada beberapa macam ventrikel ekstra sistole, yaitu :

Unifokal VES/PVC ---> muncul pada pada gambaran EKG dimana saja, cirinya adanya beat dari ventrikel yang jelas sekali kita lihat. Beat ini bisa ke arah positip defleksi atau negatif defleksi, tergantung di lead mana kita melihatnya.

VES/PVC Bigiminy ---> yaitu alternate VES dimana bergantian dengan normal beat.
VES/PVC Trigeminy ---> yaitu VES yang muncul setelah 2 (dua) normal beat, kalau muncul setelah 3 normal beat dinamakan Quartgemini, dan seterusnya.
VES/PVC Multifocal ---> yaitu adanya lebih dari satu bentuk VES
Consekuti atau Cauplet VES/PVC ---> yaitu VES yang muncul secara beruntun
VES/PVC R on T ----> yaitu VES yang muncul persis di gelombang T



Ciri-cirinya :
Adanya M shape di lead V1 (RSR)
Gelombang S di lateral lead (V6, I, aVL)
Komplek QRS yang lebar.
Aksis jantung bisa normal atau RAD
Karena terjadi blok di bundle his kanan, maka dari bundle his kiri impuls mengarah ke kanan (gel R di V1)dengan singkat kemudian ke kiri (gel S di V1) dan balik lagi ke kanan (gel R lagi di V1) dan (gel S yang lebar di lateral lead).






Ciri-cirinya :
Adanya kuping kelinci di lateral lead dengan tidak adanya gel Q
Komplek QRS lebar
Tidak ada gelombang R kecil di V1
Aksis jantung ke kiri (LAD)
Awas jangan sampai salah interpretasi dengan old MI anterior atau septal !!



Dengan EKG, jantung iskemia bisa anda identifikasi berupa gambaran ST segmen depresi dengan kriteria sebagai berikut :
ST segmen depresi > 1mm
Terdapat lebih dari 1 ST segmen depresi
ST segmen depresi bisa berupa datar atau horizontal, downsloping atau upsloping.

Ada 3 kriteria yang harus anda temukan untuk mendiagnosa AMI ( acut myocardiac infarction) dengan ST segmen elevasi atau (STEMI) yaitu :

1. Clinicaly pasien adalah yang paling utama, dimana pasien mengeluh tidak nyaman di dada seperti rasa tertekan,terbakar dan sakit di dada yang menyebar (ke bahu, lengan dan leher) yang disertai dengan keringat dingin dan kadang pasien muntah.
2. Adanya ST segmen elevasi dengan atau tanpa adanya gel Q patologis. Gel Q patologis cirinya yaitu dalamnya lebih dari 1/3 gelombang R.
3. Adanya peningkatan enzim jantung ( CKMB, CK, Troponomin )
( jika tidak anda temukan ST segmen elevasi dan gel Q patologis maka dinamakan Non -Q MI)


beberapa letak acut myocardiac infarction (AMI) yang harus anda kenali yaitu :

1.Septal ---> ST segmen elevasi di lead V1 dan V2,

2.Anterior ---> ST segmen elevasi di lead V1 sampai V4, reciprocal dengan di tandai ST segment depresi di lead II,III, aVF.

3.Anterolateral (ektensif) ---> ST segmen elevasi di lead V1 s/d V6, lead I dan aVL, reciprocal dengan ditandai ST segmen depresi di lead II, III, aVF

4.Lateral ---> ST segmen elevasi di lead V5 & V6, lead I & aVL
Inferior ---> ST segmen di lead II, III, aVF, reciprocal dengan ditandai ST segmen depresi di lateral.

Posterior ---> ST segmen di lead V8 & V9

Ventrikel kanan ---> ST segmen elevasi di lead V1, V2R, V3R, V4R, reciprocal dengan ditandai ST depresi di lead inferior

Dilatasi Otot Atrium Kanan (RAE)
Ciri-cirinya :
Adanya gel P pulmonal, yaitu gel P yang ramping dan tinggi
Gel P > 2,5 mm paling jelas anda lihat pada lead II dan >2 mm di lead V1


Dilatasi Otot Atrium kiri
Ciri-cirinya :
Adanya P mitral, yaitu gel P yang lebar atau berlekuk. Paling jelas anda lihat di lead II atau kearah lead mana sudut aksis jantungnya.
Adanya gel P dengan defleksi negatif pada lead V1.

Hypertrophy Otot Ventrikel Kanan (RVH)
Ciri-cirinya :
Perbandingan gel R/S di lead V1 lebih dari 1
Tinggi gel R di lead V1 > 5mm
Aksis jantung ke kanan atau RAD
Gel S di lead V1 dalamnya <2mm,> 7mm.
Adanya pattern komplek QRS seperti qR
Adanya P pulmonal
Gel R di lead V1 + gel S di lead V6 = > 10 mm


Hypertropphy Otot Ventrikel Kiri (LVH)
Ciri-cirinya :
Gel R di lead V6 atau V5 lebih dari 27 mm yang disertai dengan ST segment strain pattern yaitu mirip dengan ST depresi.
Gel S di lead V1 atau V2 lebih dari 27 mm
Gel R di lead V1 atau V2 ditambah Gel S di lead % atau V6 lebih dari 35 mm
Gel R di lead aVL > 11 mm
Gel R di lead aVF > 20 mm


Hyperkalemia (lihat pada gb.49)

ciri-cirinya :

Gel T tinggi lebih dari 10 mm diprecordial lead atau lebih dari 5 mm di ekstremitas lead.
Kalau tidak di obati, gambaran EKG akan terdapat PR interval memanjang, kemudian gel P menjadi datar dan komplek QRS menjadi lebar, kemudian berubah menjadi Ventrikel fibrilasi.

           


Hypokalemia


Ciri-cirinya :
Adanya gel U yang tingginya bisa sama dengan gel T, bahkan lebih tinggi dari gel T.
Tiap pasien berbeda, artinya tidak smua pasien dengan kalium rendah akan menyebabkan munculnya gel U.
Gel U muncul diawali dengan gel T yang datar atau inverted, sampai pada titik rendah nilai kaliumnya, sehingga akan muncul gel U.
Biasanya gel U paling mudah kita identifikasi di precordial lead.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar