Asro Medika

Kamis, 16 Juni 2011

Captopril

                Kaptropril merupakan ACE-inhiibitor yang pertama ditemukan dan bnyak digunakn di klinik untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung. Secara umum, ACE-inhibitor dibedakan atas 2 kelompok yaitu (1) yang bekerja secara langsung, seperti kaptopril dan lisinopril; (2) prodrug, contohnya enalapril, kuinapril, perindropil, ramipril, silazapril, benazepril, fosinopril, obat ini di dalam tubuh diubah menjadi bentuk aktif.
                ACE-inhibitor ini menghambat perubahan Ang I menjadi Ang II, sehingga terjadi vasodilator, selain itu menhambat sekresi aldosteron yang akan berpengaruh pada eksresi air dan natrium dan retensi kalium, serta menghambat degradasi bradinin yang merupakan vasodilator poten.
                Pada penderita gagal jantung kongestif, obat golongan ACE-inhibitor berguna untuk mengurangi beban jantung. Selain itu, ACE inhibitor menurunkan resistensi perifer tanpa diikuti reflex takikardia.

Indikasi:
               Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.

Kontra Indikasi:
            Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat ACE lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya).

Komposisi:
Setiap tablet mengandung kaptopril 12,5 mg.
Setiap tablet mengandung kaptopril 25 mg.
Setiap tablet mengandung kaptopril 50 mg.

Cara Kerja Obat:
         Kaptopril merupakan obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron. Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk memproduksi angiotensin I yang besifat inaktif. "Angiotensin Converting Enzyme" (ACE), akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin Il yang besifat aktif dan merupakan vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam korteks adrenal.
         Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan, serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, kaptopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan angiotensin ll terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga ginjal mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung, baik 'afterload' maupun 'pre-load', sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang timbul tidak menimbulkan reflek takikardia.

DOSIS:
           Kaptopril 25-100 mg/hari frekuensi 2-3 x sediaan tab 12,5 dan 25 mg. Bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida 25 mg setiap hari.  Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai dua minggu. 
            Maksimum dosis kaptopril untuk hipertensi sehari tidak boleh lebih dari 450 mg. Gagal jantung 12,5- 25 mg tiga kali sehari; diberikan bersama diuretik dan digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medik secara ketat. Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dsiis perlu dikurangi disesuaikan dengan klirens kreatinin penderita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar