Asro Medika

Sabtu, 25 Juni 2011

Kanker Serviks



Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang menonjol ke dalam kelamin wanita. Di tempat ini sering terjadi kanker yang disebut kanker serviks.


Epidemiologi
Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering menyebabkan kematian di negara-negara di dunia ketiga akibat kurangnya skrinning yang efektif.
Kanker serviks merupakan kanker yang tersering dijumpai di indonesia baik di antara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker. Kejadiannya hampir 27 persen di antara penyakit kanker di indonesia .
Namun demikian lebih dari 70 persen penderita datang memeriksakan diri dalam stadium lanjut, sehingga banyak menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan dan diobati.

Etiologi
Lebih dari 95 persen kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi hpv (human papiloma virus) yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual. Saat ini sudah terdapat vaksin untuk mencegah infeksi hpv khususnya tipe 16 dan tipe 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70 persen kasus kanker serviks di asia. Oncoprotein e6 dan e7 yang berasal dari hpv merupakan penyebab terjadinya degenerasi keganasan. Oncoprotein e6 akan mengikat p53 sehingga tsg p53 akan kehilangan fungsinya. Sedangkan onkoprotein e7 akan mengikat tsg rb, ikatan ini menyebabkan terlepasnya e2f yang merupakan faktor transkripsi sehingga siklus sel dapat berjalan tanpa kontrol.

Faktor Resiko
*mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda
*sering berganti-ganti pasangan seksual à pms
*sering menderita infeksi di daerah kelamin
*melahirkan banyak anak à trauma pada serviks
*kebiasaan merokok (risiko dua kali lebih besar) à zat2 pada rokok akan menurunkan daya tahan serviks dan jg merupakan ko-karsinogen infeksi virus
*defisiensi vitamin a,c,e
*sosioekonomi rendah à tidak dapat melakukan pap smear secara rutin

Tanda & Gejala
Kanker serviks pada stadium dini sering tidak menunjukan gejala atau tanda-tandanya yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali.
  • Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim (pasca koitus).
  • Menoragia
  • Nyeri pinggang atau kaki cz hidronefrosis
  • Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita yang berbau dan tidak gatal.
  • Pendarahan setelah masa menopause
  • Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau   bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.
  • Gejala karena metastase seperti obstruksi total vesika urinaria,
  • Cepat lelah, kehilangan bb, anemia cz pendarahan kronis
  • Pada px fisik, teraba serviks membesar, ireguler, teraba lunak.
  • Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai ke vagina.

Patofisiologi
Sebelum usia gestasi 5 bulan, vagina dan ektoserviks ditutupi epitel kolumner yg kemudian diganti dg epitel squamous. Batas antara epitel squamous ektoserviks dan epitel squamous endoserviks disebut original squamocollumnar junction.
Selama masa adlescent, karena pengaruh pH vagina dan estrogen/progesteron, terjadi perubahan menjadi epitel yg tahan asam sehingga secara alamiah terjadi metaplasia dari epitel kolumner ke epitel squmous membentuk nscj. Daerah antara oscj dan nscj disebut T-zone yg merupakan predikliksi terjadinya dysplasia. Dengan adanya mutagen, proses tsb berkembang menjadi dysplasia. Jika daya tahan tubuh kurang, dysplasia berkembang menjadi karsinoma.

Penyebaran
Kanker serviks menyebar terutama melalui perluasan lokal langsung. Penyebaran limfatik dan hematogen lebih sering terjadi pada tumor yang lebih besar

 Diagnosis
Palpasi, inspeksi, komposkopi, kuretase endoserviks, histeroskopi, sitoskopi, protoskopi, intravenous urography, x-ray, biopsi
Kanker serviks tahap dini / tahap pra kanker
            kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra kanker, yaitu dengan cara melakukan antara lain pemeriksaan skrining, artinya melakukan pemeriksaan tampa menunggu keluhan. Beberapa medote skrining telah dikenal, yaitu antara lain: pap smear dan iva.
Pap smear
Kanker serviks di mulai dari tahap pra kanker. Jika kanker dapat ditemukan pada tahap awal ini, akan dapat disembuhkan dengan sempurna.pemeriksaan pap smear adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat.
Pemeriksaan pap smear dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid atau sesudah petunjuk dokter. Bagi perempuan yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual, lakukanlah pemeriksaan pap smear  setahun sekali. Segera mungkin melakukan pemeriksaan pap smear dan jangan menunggu sampai timbul gejala.
Pemeriksaan pap smear dilakukan di atas kursi periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah dilatih, dengan menggunakan alat untuk membantu membuka kelamin wanita. Ujung leher diusap dengan spatula untuk mengambil cairan yang mengandung sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya di bawah mikrosop. Apabila hasil pemeriksaan posirif (terdapat sel-sel yang tidak normal), harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli kandungan.
Iva (inspeksi visual dengan asam asetat)
Yaitu pemeriksaan leher rahim dengan cara melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5 persen. Bila setelah pulasan asam asetat 3-5% ada perubahan warna, yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra kanker serviks.
Pemeriksaan pap smear/iva dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti : rumah sakit, rumah bersalin, pusat atau klinik deteksi dini kanker, praktek dokter spesialis kandungan, puskesmas, praktek dokter umum dan bidan yang telah mempunyai peralatan untuk melakukan pemeriksaan pap smear.

Klasifikasi Menurut Figo 1978
Tingkat
Kriteria
0
Karsinoma in situ atau karsinoma intraepitel.
I
Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak dinilai).
Ia
Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis secara mikroskopis, lesi tidak lebih dari 3 mm, kedalamannya > 3-5 mm dari epitel basal dan memanjang tidak lebih dari 7 mm.
Ib
Lesi invasiv > 5 mm, dibagi atas lesi ≤ 4 cm dan > 4 cm.
Ii
Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul.
Iia
Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor.
Iib
Penyebaran ke parametrium, uni- atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul.
Iii
Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, atau ke parametrium sampai dinding panggul.
Iiia
Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai dinding panggul.
Iiib
Penyebaran sampai ke dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tk i atau ii, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal/hidronefrosis.
Iv
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastase keluar panggul atau ketempat yang jauh.
Iva
Telah metastase ke organ sekitar.
Ivb
Telah metastase jauh.

Penatalaksanaan
seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:
  1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
  2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
  1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
  2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar x berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
Penatalaksanaan berdasarkan stadium :
Tingkat
Penatalaksanaan
0
Biopsi kerucut, histerektomi transvaginal.
Ia
Biopsi kerucut, histerektomi transvaginal.
Ib, iia
Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastase dilakukan radioterapi pasca pembedahan).
Iib, iii, iv
Histerektomi transvaginal.
Iva, ivb
Radioterapi, radiasi paliatif (kombinasi antara regimen sisplatin dan topotekan), kemoterapi.


Pencegahan
Edukasi
*untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan.
*datanglah ke tempat periksa untuk pemeriksaan pap smear/iva.
*jika ditemukan kelainan pra kanker ikutilah pesan petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda. Karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hampir 100 persen.
Vaksin hpv
Lebih dari 95 persen kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi hpv (human papilloma virus) yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual. Saat ini sudah ada vaksin untuk mencegah infeksi hpv khususnya tipe 16 dan 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70% kasus kanker serviks di asia. Pencegahan dilakukan dengan mengurangi faktor resiko serta dengan melakukan vaksinasi hpv khususnya tipe 16 dan 18.

Prognosis
Kanker serviks yang tidak diobati atau tidak berespon terhadap pengobatan 95 % akan mengalami kematian dalam waktu 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki risiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadi 80 % rekurensi dalam 2 tahun.
Metastasis nodus limfe merupakan variable patologis yang paling signifikan. Faktor prognostic lainnya mencakup ukuran tumor, kedalaman invasi, invasi rongga limfe vascular, dan margin pembedahan positif,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar