Asro Medika

Sabtu, 25 Juni 2011

Pertumbuhan janin terhambat



Definisi
Ditentukan bila berat janin kurang dari 10 % dari berat yang harus dicapai pada usia kehamilan tertentu. Biasanya perkembangan yang terhambat diketahui setelah 2 minggu tidak ada pertumbuhan.
PJT terbagi atas dua, yaitu:
1. Gangguan pertumbuhan janin simetris
Memiliki  kejadian  lebih awal  dari  gangguan pertumbuhan  janin yang  tidak  simetris,   semua organ mengecil   secara   proporsional.   Faktor   yang   berkaitan   dengan   hal   ini   adalah   kelainan   kromosom, kelainan organ (terutama jantung),  infeksi TORCH (Toxoplasmosis,  Other Agents <Coxsackie virus, Listeria),  Rubella,  Cytomegalovirus,  Herpes   simplex/Hepatitis  B/HIV,  Syphilis),  kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan wanita hamil yang merokok
2. Gangguan pertumbuhan janin asimetris (tidak simetris)
Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris.   Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah  bagian  tubuh  yang   terganggu  untuk  pertama  kali,   kelainan  panjang  tulang  paha  umumnya terpengaruhi   belakangan,   lingkar   kepala   dan   diameter   biparietal   juga   berkurang.   Faktor   yang mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan

Penyebab
Pada umumnya 75%  janin dengan PJT memiliki  proporsi   tubuh yang kecil,  15-25%  terjadi  karena
insufisiensi uteroplasenta, 5-10% terjadi karena infeksi selama kehamilan atau kecacatan bawaan.
1. Penyebab ibu
a. Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat
Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat  tidak adekuat selama kehamilan dapat menyebabkan PJT.  Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan sebaiknya 9-16 kg. apabila  wanita  dengan   berat  badan   kurang  harus  ditingkatkan   sampai   berat   badan   ideal  ditambah dengan 10-12 kg
b. Penyakit ibu kronik
Kondisi   ibu   yang  memiliki   hipertensi   kronik,   penyakit   jantung   sianotik,   diabetes,   serta   penyakit vaskular kolagen dapat menyebabkan PJT. Semua penyakit ini dapat menyebabkan pre-eklampsia yang dapat membawa ke PJT
c. Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, dan narkotik
 2. Penyebab janin
a.  Infeksi selama kehamilan
Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering menyebabkan PJT
b. Kelainan bawaan dan kelainan kromosom
Kelaianan kromosom  seperti   trisomi  atau  triploidi  dan kelainan  jantung bawaan yang berat   sering berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan dengan PJT
c. Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin)
Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT
3. Penyebab plasenta (ari-ari)
a. Kelainan plasenta sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan nutrisi yang baik bagi janin  seperti,  abruptio plasenta,   infark plasenta  (kematian  sel  pada plasenta),  korioangioma, dan plasenta previa
b. Kehamilan kembar
c. Twin-to-twin transfusion syndrome

patologi
Faktor ibu
Kelainan sirkulasi uteroplasenta
pasokan O2, nutrisi, dan pengeluaran hasil  metabolik metabolik terganggu
PJT
Faktor janin
Faktor plasenta


Diagnosis
Kriteria diagnosis
1.      Diagnosis baru dapat ditegakkan bila usia kehamilan telah mencapai 28 minggu ke atas. Pertumbuhan  janin dinyatakan terhambat bila secara klinis dan USG didapatkan taksiran berta janin berada di bawah rata-rata.
2.      Adanya faktor resiko
a.       hipertensi
b.      penyakit paru kronis
c.       penyakit jantung
d.      anemia berat
e.       kurang gizi
f.       penggunaan obat-obatan
g.      merokok
h.      infeksi, seperti campak
3.      pada anamnesis  didapatkan : PJT sebelumnya
4.       pada pemeriksaan :
a.       ditemui penambahan berat badan ibu selama kehamilan kurang dari 7 kg pada saat aterm atau berat badan ibu kurang dari 45 kg
b.      Penambahan tinggi fundus uteri yang kurang dari 10 persentil menurut kurva normal
5.      Pemeriksaan penunjang  
- Umumnya, kenaikan pada trimester awal sekitar 1 kg/bulan. Sedangkan, pada trimester akhir pertambahan bobot bisa sekitar 2 kg/bulan.
- Biometri yang menetap terutama pengawasan lingkar abdomen yang tidak bertambah merupakan petanda awal PJT; terlebih diameter biparietal yang juga tidak bertambah setelah lebih dari 2 minggu.
- Pemeriksaan secara Doppler arus darah : a. Umbilikal, a. Uterina, a. Spiralis mungkin mencuriga secara awal adanya arus darah yang abnormal atau PJT.
- cairan amnion merupakan petanda kesejahteraan janin. Jumlah cairan amniom yang normal merupakan indikasi fungsi sirkulasi janin relatif baik. Bila terdapat oligohidramnion, patut dicurigai perburukan fungsi janin.

Penatalaksanaan
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan. PJT  jauh sebelum waktu melahirkan.  Kelainan organ harus dicari  pada  janin  ini,  dan bila kelainan kromosom  dicurigai  maka   amniosintesis   (pemeriksaan   cairan   ketuban)   atau   pengambilan   sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan
a.    Tatalaksana umum  :  setelah mencari  adanya cacat  bawaan dan kelainan kromosom serta  infeksi dalam kehamilan maka aktivitas   fisik harus  dibatasi  disertai  dengan nutrisi  yang baik.  Apabila istirahat  di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat  di rumah sakit.  Pengawasan pada   janin   termasuk   diantaranya   adalah   melihat   pergerakan   janin   serta   pertumbuhan   janin menggunakan USG setiap 3-4minggu
b.   Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat   maka nutrisi harus   diperbaiki.   Pada  wanita   hamil   perokok   berat,   penggunaan   narkotik   dan   alkohol,  maka semuanya harus dihentikan
c.      Proses melahirkan  :  pematangan paru harus dilakukan pada  janin prematur.  Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan   apabila   terjadi   distress   janin   serta   perawatan   intensif   neonatal   care   segera   setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan. Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada  PJT karena  umumnya  PJT banyak disebabkan oleh  insufisiensi  plasenta  yang diperparah dengan proses melahirkan
Kondisi bayi. Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia perinatal (kekurangan oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi mekonium (terhisap cairan mekonium). PJT yang parah dapat mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh turun) dan hipoglikemia (gula darah berkurang). Pada umumnya PJT simetris dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetris lebih dapat “catch-up” pertumbuhan setelah dilahirkan.

Tips Mencegah PJT
Untuk mencegah terjadinya PJT pada janin, setiap ibu hamil sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Usahakan hidup sehat. Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah seperti biasa ditambah ekstra 300 kalori/hari.
2. Hindari stress selama kehamilan. Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
3. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan. Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter kandungan.
4. Olah raga teratur. Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu memberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
6. Periksakan kehamilan secara rutin.

 Komplikasi
1.      Kematian janin dalam kandungan/ diluar kandungan
2.      Cacat bawaan 

Prognosis
Tergantung penyebab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar