Asro Medika

Senin, 17 Oktober 2011

Alzeimer


Klarifikasi Istilah
·         Agitation
·         Severed memory impairment 
·         Disorientation                        
·         Hallucination                          
·         Stroke                                     
·         MMSE                                               
·         Frontal Lobe atrophy             
·         Allo-anamnese                       
·         Hypertension                          
·         Progressifitas                          
·         CT-scan                      
·         GCS                           
Identifikasi Masalah
·         Ny. Amis, 79 tahun, ibu rumah tangga, lulusan SD, mengalami agitasi tanpa sebab.
·         Ia mengalami  gangguan memori berat, disorientasi, dan halusinasi.
·         Pemeriksaan fisik: Tekanan darah: 180/100 mmHg
·         MMSE: 18
·         CT-scan: atrofi lobus frontal
·         Kondisi ini sudah dialaminya 1 tahun yang lalu.
Analisis Masalah
·         Bagaimana anatomi dan fisiologi otak?
·         Bagaimana patofisiologi agitasi?
·         Bagaimana mekanisme terjadinya gangguan memori berat, disorientasi, dan halusinasi?
·         Bagaimana mekanisme dan interpretasi hasil pemeriksaan fisik, neurologic, neuropsikiatrik, dan CT-scan?
·         Bagaimana penyebab, factor resiko, dan mekanisme atrofi lobus frontalis?
·         Bagaimana progresifitas penyakit yang dialami Ny. Amis sejak 1 tahun yang lalu?
·         Apa saja diagnosis banding kasus ini?
·         Apa etiologi, epidemiologi, dan factor resikonya?
·         Bagaimana pathogenesis, serta manifestasi klinisnya?
·         Bagaimana penatalaksaan, pencegahan, serta follow up kasus ini?
·         Bagaimana prognosis, komplikasi, serta Kompetensi Dokter Umum?

Hipotesis
Ny. Amis, 79 tahun, mengalami agitasi, gangguan memori, disorientasi, karena
Axis I              F00.1   Demensia pada Penyakit Alzheimer Onset Lambat
Axis II             Z03.2   Tidak ada diagnosis Axis II
Axis III           Hipertensi
Axis IV           Faktor umur
Axis V             GAF=60-51 (saat diperiksa)
Sintesis
Anatomi dan Fisiologi Neurobehavior
Terdapat tiga sistem utama yang terutama berhubungan dengan psikiatri yaitu kortikal-talamik, limbik-hipotalamik, dan ganglia basalis.
Anatomi lobus korteks serebral adalah lobus frontalis, temporalis, parietalis, dan osipitalis serta sistem limbik sebagai lobus kelima dari korteks serebral.

Klasifikasi Korteks Serebral dengan Modalitas
Fungsi kortikal
Area Broadmann
Lokasi
Motorik primer
4
Anterior terhadap sulkus sentralis di girus prasentralis
Sensorik primer
·         Visual

·         Auditorius
·         Somatosensoris
·         Asosiasi unimodal

17

41,42
1,2,3


Kutup osipitalis dan disepanjang fisura kalkarina di lobus osipitalis
Girus Heschl di lobus temporalis
Girus postcentral dari lobus parietalis
Assosiasi motorik
·         Asosiasi visual
·         Asosiasi auditoris
·         Asosiasi somatosensoris
6
18-21, 37
22
5
Anterior terhadap korteks motorik primer
Lobus osipitalis dan temporalis
Area Wernicke
Korteks parietalis
Assosiasi heteromodal (kemungkinan fungsi)
·         Penilaian sensorik, bahasa
·         Perencanaan kognitif dan aktivitas motorik
·         Daya ingat dan emosi


Banyak
Banyak

Banyak


Lobus parietalis, temporalis dan osipitalis
Korteks prafrontalis

Area limbik

Korteks frontalis
Fungsi utama korteks frontalis adalah aktivasi motorik, intelektual, perencanaan konseptual, aspek kepribadian, dan aspek produksi bahasa.
Efek gangguan lobus frontalis, antara lain:
·         Perubahan aktivitas motorik
·         Tidak adanya spontanitas
·         Penurunan kecepatan dan jumlah aktivitas mental dan fisik
·         Mutisme akinetik
·         Gangguan intelektual
·         Konsentrasi yang buruk
·         Ketidakmampuan melalukan rencana
·         Defisit daya perhatian
·         Gangguan mengurutkan tugas
·         Perlambatan proses mental
·         Perubahan kepribadian
·         Flasiditas
·         Tidak adanya perhatian terhadap akibat tindakan
·         Ketidakacuhan sosial, khususnya mandi, berpakaian, kontrol usus dan kandung kemih
·         Kegembiraan kekanak-kanakan (moria)
·         Gurauan, kata-kata yang tidak sesuai (witzelsucht)
·         Emosi yang tidak stabil dan superfisial
·         Disfungsi bahasa
·         Afasia broca
·         Mutisme
Anatomi dan fisiologi sistem saraf pada usia > 50 tahun:
·         Perubahan fisiologis sistem saraf pusat:
·         Terjadi perubahan-perubahan fungsi kognitif, sensoris, motoris dan otonom.
·         Kecepatan konduksi saraf sensoris berangsur menurun.
·         Perfusi otak dan konsumsi oksigen menurun.
·         Berat otak menurun karena berkurangnya jumlah sel, terutama di korteks otak maupun otak kecil. Berat otak pada orang dewasa muda rata-rata 1400 g, akan menurun menjadi 1150 g pada usia 80 tahun. Dikatakan terdapat korelasi positif antara berat otak dan harapan hidup.
·         Terdapat juga penurunan fungsi neurotransmitter. Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan manula mudah dipengaruhi oleh efek samping obat terhadap sistem saraf.

·         Perubahan fisiologis sistem saraf otonom:
·         Kemampuan respon sistem ini dalam menghadapi stres menurun. Penurunan respon ini sangat nyata pada sistem simpatis
·         Terjadi peningkatan respon terhadap agen humoral iatrogenik seperti epinefrin dan norepinefrin.
·         Fungsi memori yang tetap stabil seiring dengan penambahan umur :
·         Memori Semantik : pengetahuan umum dan fakta mengenai dunia (seperti nama kota, presiden, dll)
·         Memori procedural : kemampuan motorik cognitive (memotong buah hingga membedah manusia)
4. Fungsi memori yang menurun seiring dengan penuaan :
·         Memori kerja : menyimpan dan memanipulasi informasi seperti mereorganisir kata-kata membentuk kalimat yang baik (alphabetical order); kecepatan kerja dari verbal dan visuospatial, mengingat dan belajar.
·         Memori episodic : mengingat kejadian masa lalu.
·         Memori prospective : kemampuan untuk mengingat suatu hal yang sudah dijanjikan pada masa mendatang (seperti mengingat suatu janji pertemuan, makan obat sesuai waktu yang ditentukan, dll).

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Hasil
Normal
Interpretasi
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah 180/100mmHg
meningkat
Hipertensi. Terjadinya hipertensi dapat menganggu fungsi syaraf yang berakhir pada timbulnya penyakit demensia pada lansia.

GCS
(utk mengikuti perkembangan tingkat kesadaran dengan memperhatikan respon penderita terhadap rangsang dan memberi nilai pd respon tersebut.
Respon berupa : membuka mata, respon verbal, respon motorik)
Score 10 (perkiraan)
13-15
--


Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan saraf meliputi:
 -reflex
- gerakan mata
- keseimbangan
- rasa sentuh
Tidak ada riwayat stroke dan gejala penyakit neurologic lainnya

(Normal)
u/ menyingkirkan bahwa gangguan bukan karena penyakit saraf yang merusak kondisi memori, spt parkinson, stroke
CT scan kepala
Atrophy lobus frontal
Normal

Ada kelainan
MMSE
( tes untuk menilai fungsi kognitif)

Score 18
Normal      : >24
MCI          :  23-17
Demensia  :  <18

MCI, adanya penurunan fungsi kognitif

MMSE
Interpretasi
·         25 poin (dari 30)  normal
·         21-24 points  ringan
·         10-20 points  moderete
·         ≤9 points  severe
DD
No.
Perbedaan
Age Related Cognitive Decline
Subjective Memory Impairtment
Mild Cognitive Impairtment
Demensia
1.
Pandangan subjektif
Sering ada
ada
Mungkin tidak ada
Mungkin tidak ada
2.
Gejala yang muncul dan terlihat oleh pemeriksa.
Sering tidak ada
Sering tidak ada
Sering ada
Ada
3.
Gangguan Memori
Sering: gejala ringan (memori episodik, pengulangan spontan, working memory)
Procedural dan semantic memory.
Secara subjektif muncul namun tidak terlihat pada tes.
Terdapat pada amnestic MCI (memori epsodik)
Sering ada dan mengganggu kegiatan sosial dan pekerjaan.
4.
Nonmemory cognitive dysfungtion
Gangguan pada pemusatan perhatian, dan bahasa.
Mengeluh pada kegiatan sehari-hari.
Disfungsi kognitif, aphasia, apraxia, dan agnosia.
Sering ada. Pada demensia vaskular sering terdapat defisit neurologis
5.
Gangguan fungsional
Tidak ada
Tidak ada
Ringan jika ada mungkin terdapat pada kegiatan yang lebih kompleks.
ada
6.
Sikap Abnormal
Tidak muncul
Mungkin ada (depresi, atau cemas)
Ada
 (depresi, apatis, cemas)
Ada  (depresi, apatis, cemas, agitasi)
7.
Gambaran Neuroimaging
Mungkin ada ( atrofi dan atau penyakit white matter)
Mungkin ada (atrofi dan atau penyakit white matter)
Sering ada (atrofi dan atau penyakit white matter)
Sering ada (atrofi dan atau penyakit white matter)
8.
Faktor resiko
umur, jenis kelamin wanita, orang yang memilki resiko serangan jantung dan gagal jantung
Depresi dan stres
Depresi, penyakit jantung, genetik.
Genetik, trauma, infeksi, kelainan metabolik, tumor, obat-obatan.

Diagnosis : Demensia tipe Alzheimer
Demensia ialah kemunduran fungsi mental umum, terutama inteligensia disebabkan oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (irreversible). Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998).


Epidemiologi
Penyakit Alzheimer mengenai sekitar 5 juta orang di Amerika Serikat dan lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia. Peningkatan jumlah penderita penyakit Alzheimer di negara-negara industri adalah seiring dengan peningkatan angka harapan hidup usia tua yang kian pesat di negara-negara tersebut. Perbandingan wanita dan pria adalah 3:1, dan paling banyak terjadi pada umur >40 tahun

Faktor Resiko
·         Usia tua
·         Riwayat keluarga yang ada AD
·         Syndrome down
·         Perbedaan etnis dan negara ( lebih dominan pada caucasian)
·         Trauma Kepala
·         Aluminium
·         Lingkungan yang terpapar dengan elektromagnetik ( listrik dll)

Etiologi
·         Belum diketahui dengan pasti tapi yang dihipotesiskan
·         Intoksikasi logam
·         Gangguan fungsi imunitas
·         Infeksi
·         Virus
·         Polusi udara/industri
·         Trauma
·         Defisit formasi sel-sel filamen
·         Faktor herediter

Patofisiologi
(di file mekanisme gejala)

Penatalaksanaan
·         Terapi non-farmakologis.
Pendekatan pengobatan umum pada pasien demensia berupa perawatan medis suportif, bantuan emosional untuk pasien dan keluarganya serta :
·         Pemeliharaan kesehatan fisik pasien ( mandi, ganti baju, kebersihan diri, dll ).
·         Lingkungan yang mendukung ( tidak dijauhi ditengah keluarga, kedekatan emosional antara pasien dan keluarganya,kamar jangan gelap, taruh barang-barang yang telah ia kenal sejak dulu untuk mempermudah orientasi, dll ).
·         Pemeliharaan diet gizi .
·         Latihan yang tepat ( kalender untuk orientasi masalah, membuat jadwal untuk membantu menyusun aktivitas, membuat catatan untuk masalah ingatan, dll ).
·         Terapi rekreasi dan aktivitas.
·         Perhatian terhadap masalah auditori dan visual.
·         Dukungan moral terhadap pengasuh, atau anggota keluarga yang frustasi saat merawat pasien selama periode waktu yang lama.
·         Penghentian merokok dan minum alcohol.
·         Pertahankan rasa aman dan harga diri. Puaskan rasa kebutuhan kasih saying, rasa masuk hitungan, rasa tercapainya sesuatu dan rasa perlu dibenarkan serta dihargai.
·         Terapi farmakologis.
·         Benzodiazepin kerja singkat untuk insomnia dan kecemasan.
·         Antidepresan untuk depresi.
·         Antipsikotik untuk waham dan halusinasi, gelisah, agresif dan marah-marah, atau delirium ( ex: klorpromazin, thioridazine ).
·         Cholinesterase inhibitor kerja lama ( Tetrahydroaminoacridine/ Tacrine ).

Prognosis
Fungtionam: malam (dengan pertimbangan perjalanan penyakit yang progresif dan irreversible)
Vitam: dubia at bonam (dengan pertimbangan keadaan umumnya yang masih baik)

Komplikasi
·         Near mutism (tidak dapat sit-up, menekuk kepala, dan gerak bola mata mengikuti arah objek)
·         Susah makan dan mengunyah
·         Berat badan menurun
·         Inkontinensia urin dan feses
·         Recurrent respiratory and urinary infection

Kompetensi Dokter Umum (2) dirujuk ke ahli neuropsycological

Team Samo Kito






Tidak ada komentar:

Posting Komentar