Asro Medika

Kamis, 13 Oktober 2011

Demensia



Definisi
Demensia merupakan sindrom yang ditandai dengan berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.
Fungsi kognitif yang dipengaruhi adalah intelegensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan, dan kemampuan sosial.
Epidemiologi
Di Amerika terjadi pada 5% populasi berusia 65 tahun dan 20% pada populasi berusia 80 tahun. Dari seluruh penderita demensia, 50-60% menderita demensia tipe Alzheimer.
Diagnosis klinis
Diagnosis klinis demensia didasarkan pada pemeriksaan klinis pasien, termasuk pemeriksaan status mental, dan pada informasi dari anggota keluarga, teman, dan perusahaan.
Pada stadium awal, pasien menunjukkan kesulitan untuk mempertahankan kinerja mental, fatigue, dan kecenderungan untuk gagal jika suatu tugas adalah baru dan kompleks atau memerlukan strategi pemecahan masalah.
Ppdgj :
  1. penurunan daya ingat dan daya pikir, yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang seperti mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dan lain-lain.
  2. tidak ada gangguan kesadaran.
  3. gejala dan disabilitas sudah nyata sedikitnya 6 bulan.
Diagnosis banding
Gangguan depresif ( F30-F39 )
Delirium ( F05), delirium bertumpang tindih dengan demensia ( F05.1 )
Retardasi mental ringan dan sedang ( F70-71 )
Terapi
Pemeliharaan kesehatan fisik, lingkungan yang mendukung, pengobatan simtomatik termasuk pemeliharaan diet gizi, latihan yang tepat, rekreasi, pengobatan penyakit mendasar, dan lain-lain.







F00. Demensia Pada Penyakit Alzheimer
  • Ditemukan pertama kali oleh Alois Alzheimer pada tahun 1907.
  • Jika terjadi sebelum usia 65 tahun, dikatakan demensia alzheimer onset dini.
  • Pada pemeriksaan neuropatologi, ditemukan atrofi difus dengan pendataran sulkus kortikal dan pembesaran ventrikel serebral. Temuan yang patognomonis adalah adanya plak senilis. Selain itu ditemukan pula kekusutan neurofibriler, hilangnya neuronal, dan degenerasi granulovaskular pada neuron.
  • Plak senilis dikenal juga dengan plak amiloid, dapat ditemukan pada penyakit Alzheimer dan Down Syndrome. Plak senilis terdiri dari protein tertentu, beta/ A4 dan astrosit, prosesus neuronal distrofik, dan mikroglia.
  • Gen untuk prekursor pembentukan plak senilis ada di kromosom 21. Protein beta/ A4 adalah suatu peptida yang merupakan produk penghancuran protein prekursor amiloid. Gen E4 telah dihubungkan dengan dalam etiologi penyakit Alzheimer.
  • Kelainan neurotransmitter pada penyakit ini adalah hipoaktif asetilkolin dan norepinefrin.
  • Pedoman diagnostik :
Ppdgj :
    • ada gejala demensia.
    • onset bertahap dengan deteriorasi lambat.
    • tidak ada bukti klinis atau temuan bahwa demensia disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain.
    • tidak ada serangan apopletik mendadak atau gejala kerusakan otak fokal seperti hemiparesis, hilang lap. pandang, dan lain-lain.
  • Perubahan kepribadian juga dapat terjadi. Penderita menjadi introvert, paranoid ( memusuhi anggota keluarga lainnya ) dan kadang meledak-ledak.
  • Diagnosis banding : gangguan depresif ( F30-39 ), delirium ( F05 ), sindrom amnestik organik ( F04 ), demensia primer penyakit lain YDK ( F02- ), demensia sekunder penyakit YDK ( F02.8 ), retardasi mental ( F70-72 ), demensia alzheimer + vaskular ( F00.2 )
  • Pengobatan : thioridazine ( Mellaril ) dan Tacrine untuk antikolinergik, benzodiazepin bila insomnia atau depresi, antipsikotik untuk gejala dengan waham atau halusinasi.
  • Terapi psikodinamik dibantu dokter, keluarga dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya.
  • Prognosis : penderita dapat bertahan hidup 1-10 tahun. Rata-rata 8 tahun.
  • Komplikasi :
Psikosis ( 20-30% ) ditandai dengan adanya halusinasi, dan 30-40% pasien memiliki waham yang biasanya bersifat paranoid.
Gangguan mood.



F01. Demensia Vaskular
  • Merupakan demensia yang terjadi akibat adanya penyakit vaskuloserebral.
  • Gangguan terutama terjadi pada pembuluh darah sedang dan kecil yang mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkim yang multipel.
  • Lebih banyak ditemukan pada pria.
  • Pedoman diagnostik :
Ppdgj :
    • ada gejala demensia.
    • hendaya fungsi kognitif tidak merata.
    • suatu onset mendadak atau deteriorasi bertahap disertai gejala neurologis fokal.
  • Dikatakan onset akut bila terjadi setelah serangkaian stroke akibat trombosis serebrovaskular, embolisme, atau perdarahan.
  • Diagnosis banding : Delirium ( F05.- ), demensia alzheimer ( F00.-), gangguan afektif ( F30-39 ), retardasi mental ringan dan sedang ( F70-71 ), perdarahan subdural ( traumatik S06.5, nontraumatik 162.0 ), demensia vaskular + alzheimer ( F00.2 )
  • Prognosis dan perjalanan penyakit : onset demensia vaskular lebih mendadak daripada tipe alzheimer, tetapi tetap bertahap.
  • Pengobatan : faktor risiko harus dikendalikan seperti hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan ketergantungan alkohol.

F02. Demensia pada penyakit lain YDK
  • Ppdgj :
    • ada gejala demensia yang progresif
    • gambaran neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus frontalis yang menonjol, disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi, dan apatis atau gelisah.
    • manifestasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya ingat.
  • Penyakit Pick ( F02.1 ) : atrofi lebih banyak dalam daerah frontotemporal. Ditemukan badan Pick neuronal yang merupakan massa sitoskletal. Mirip dengan tipe alzheimer, hanya saja, gangguan perilaku muncul lebih dahulu. Euforia, emosi tumpul, perilaku sosial kasar, disinhibisi, gelisah.
Penyakit Creutzfeldt-Jakob : merupakan penyakit yang jarang, disebabkan oleh prion. Berjalan progresif, merusak, dan lambat. Lesi merupakan hasil degenerasi yang berbentuk spongiosa pada otak dengan tidak adanya respon inflamasi. Onset ditandai dengan perkembangan tremor, ataksia gaya berjalan, mioklonus, dan demensia. EEG khas ( trifasik ). Perjalanan penyakit 6-12 tahun.
Ppdjg : demensia yang progresif merusak, penyakit piramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus, EEG khas ( trifasik )
  • Penyakit Huntington : demensia yang terjadi tipe kortikal ( afasia awal, daya ingat dan pengenalan tidak terganggu, kognitif tidak terganggu, eutimik, postur tegak, dan lain-lain ). Ada riwayat keluarga gerakan korea, terutama pada wajah, tangan, dan bahu.
  • Penyakit Parkinson : merupakan penyakit pada ganglia basalis yang sering disertai demensia dan depresi. Daya berpikir lambat ( bradyphenia ).
  • Berhubungan dengan HIV
  • Pada penyakit lain YDT YDK
 Pustaka : Team Samo Kito

Tidak ada komentar:

Posting Komentar