Merupakan hemolisis yang terjadi tanpa keterlibatan immunoglobulin tetapi karena factor defek molekuler, abnormalitas struktur membrane, factor lingkungan yang bukan autoantibody seperti splenisme, kerusakan mekanik eritrosit karena mikroangiopati atau infeksi yang mengakibatkan kerusakan eritrosit tanpa mengikutsertakan mekanisme imunologi seperti malaria,bebesiosis dan klostridium.
Patofisiologi :
· Hemolisis intravascular
Destruksi eritrosit terjadi langsung di sirkulasi darah.
· Hemolisis ekstravaskuler
Destruksi eritrosit dilakukan oleh system RES karena sel eritrosit yang telah mengalami perubahan membrane tidak dapat melintasi system retikuloendotelial sehingga difagositosis dan dihancurkan oleh makrofag.
Manifestasi klinis ;
Lemah, pusing, cepat capek, sesak, kuning dan urin kecoklatan, riwayat pemakaian obat2an, terpajan toksin, riwayat keluarga.
Pemeriksaan Fisik :
Kulit dan mukosa kuning, splenomegali, takikardi, aliran murmur katup jantung,dll
Pemeriksaan lab :
Retikulositosis, hb turun, mcv meningkat, dll
v Enzimopati
Pada sel eritrosit terjadi metabolisme glukosa untuk menghasilkan energy (ATP). Pembentukan ATP ini berlangsung melalui jalur Embden Meyerhof yang melibatkan sejumlah enzim seperti glukosa fosfat isomerase dan piruvat kinase. Selain itu, sebagian kecil glukosa juga mengalami metabolisme dalam eritrosit melalui jalur heksosa monofosfat dengan bantuan enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase untuk menghasilkan glutation yang penting untuk melindungi hemoglobin dan membrane eritrosit dari oksidan.
- Defek jalur Heksosa monofosfat
Jika jalur terganggu maka kadar glutation tereduksi yang adekuat tidak dapat dipertahankan sehingga gugus sulfhidril hemoglobin teroksidasi, terpresipitasi dalam eritrosit dan membentuk Heinz bodies.
- Defisiensi G6PD
Etiologi epidemio : enzim ini dikode di kromosom X, sring pd laki2, terjadi karena stress oksidan, idiopatik,dll.
Manifestasi klinis: Aktivitas g6PD menurun -50% pada umur eritrosit mencapai 120 hari, hemolisis akut, hemoglobinuria,kolaps p.darah perifer, hematokrit turun, peningkatan bilirubin tak terkonjugasi, haptoglobin menurun, ada Heinz bodies, bite cells, sferosit.
Terapi : hemolisisnya self-limited, hemolisis berat tranfusi darah, obati infeksi, dan jauhkan dari resiko penggunaan obat2an, zat oksidan, dan buncis(fava beans)
- Defek jalur Embden Meyerhof
Etio epide : enzim yang terganggu adalah piruvat kinase(plg bnyk), glukosa fosfat isomerase, dan fosfogliserat kinase. Diturunkan autosomal resesif. Kelainan ini mengakibatkan eritrosit kekurangan atp dan ion kalsium . sel eritrosit jadi kaku dan lebih cepat di sekuestrasi oleh system fagosit mononuclear.
Manifest : hemolisis berat pada awal anak2, anemia, ikterus, splenomegali, anemia normositik normokrom dengan retikulosit. Ada eritosit bizar diantaranya sel prickle.
Diagnosis :pemeriksaan enzimatik
Terapi : asam folat 1mg/hari, tranfusi darah, splenektomi.
v Hemolisis Mikroangiopati
Terjadi kerusakan membrane sel eritrosit secara mekanik dalam sirkulasi darah karena adanya fibrin atau mikrotrombi trombosit yang tertimbun di arteriol. Sel eritrosit terperangkap di jala fibrin dan mengakibatkan terfragmentasinya sel eritrosit.
- Mikroangipati trombotik
Adalah sumbatan mikrovaskular yang tejadi karena agregasi trombosit sistemik atau intrarenal, disertai adanya trombositopenia, dan trauma mekanik sel eritrosit.
1. Thrombotik Trombocytopenia purpura ( TTP)
Ditandai dengan agregasi trombosit pada artiole berbagai organ yang mengakibatkan trombositopeniadan memicu kerusakan sel eritrosit yang mengalami fragmentasi.
Agregasi trombosit à oklusi parsial atau totalà jaringan iskemi atau nekrotikà meningkatkan kadar laktat dehidrogenaseàdisfungsi organ
Pada TTp agregari trombosit/ thrombus trombosit mengandung banyak factor von wilbrand karena biasanya terjadi defisiensi enxim metaloprotease, ADAMTS 13 yang berfungsi memecah multimaker factor von wilebrand.
Manifest: disebut dengan pentad TTP yaitu anemia hemolitik dengan fragmentasi eritrosit, trombositopenia, kelainan neurologi fokal atau difus, penurunan fungsi ginjal dan demam. Ada triad TTP yaitu trombositopenia, skistositosis, dan peningkatan LDH cukup untuk menduga adanya TTP. Ada proteinuri,BUN meningkat, perubahan mental(binggung, delirium,prubahan kesadaran). Kejang, hemiparesis, afasia, kelainan lapangan pandang mata.
Klasifikasi : 1. Familial ; muncul pd anak2 interval tratur 3 minggu. 2. Idiopatik biasanya pd orang dewasa.
DD : ITP atau evan’s syndrome. Kedua klainan ini ditemukan fragmentasi eritrosit tapi bukan eritrosit sferositik. TTp test coombs negative.
Terapi : Fresh frozen plasma, plasma exchange.
2. Hemolitik uremic syndrome (HUS)
Etiologi, epide, pathogenesis :
Paling sering pada anak-anak 9-30%.
Biasanya diawali dengan diare berdarah disebabkan E.coli à toksin shigaà masuk ke sirkulasi intestinalà ke plasma dan ke permukaan trombosit atau monositàtoksin brikatan dengan moleekul endotel kapiler gromerular,sel mesangial,dan sel epitel gromerular dan tubularà mrusak endotel sel dengan pembentukan factor von wilbrand yang besar.
Manifest: hemoglobinuria, anuria, mirip TTP.
Terapi : pemberian cairan dan elektroli yang cukup, plasmafaresis dan transfuse.
- Koagulasi intravascular diseminata (KID)
- Kelainan dinding pembuluh darah lain
- Katup protesis
- Sferositosis herediter
Gambaran eritrosit bulat seperti donat dengan fragilitas osmotic yang meningkat. Merupakan kelainan autosom dominan, autosom resesif, dan mutasi genetic spontan.
Etio & pathogenesis ;
Tedapat defek pada protein pembentuk membrane eritrosit, akibat defisiensi spectrin,ankryn dan atau protein pita 3 atau protein 4.2 à defek vertical dan kehilangan membrane lemak dan luas permukaan ada mikrosferosit--. Peningkatan fragilitas osmotic eritrosit à bulatà mudah terjebak di limpa.
Manifest : anemia, splenomegali, ikterus, hiperplasi sel eritroid sumsum tulang, eritropoesis extramedular di paravetebral.
Diagnosis : uji comb positive.
Terapi ; splenektomi, asam folat 1mg/hari.
- Elipsitosis herediter
Eritosit bentuk oval atau elips.
Etio : gangguan sintesis protein spectrin α dan β, protein 4.1 dan glicophroyn C pembentuk membrane eritrosit à kelemahan secara mekanis à meningkatnya fragilitas osmotic membrane eritrosit.
Hemolisis terjadi dipicu oleh infeksi, hipersplenisme, def.vit b12 atau ada KID, bentung erotrosit elips seperti puntung rokok, oval, spherosit, stomatis, dan fragmen.
Terapi ; splenektomi, asam folat.
- Paroxysmal Noctural hemoglobinuria (PNH)
Ada anemia, hemoglobinemia,hemoglobinuria, yang terjadi setelah tidur.
Etio &pathogenesis : defisiensi PIG-A(phosphatidylinositol glycan class A) u/ sistesis protein pengikat sel kalau terganggu maka protein permukaan yg mlindungi sel dari komplemen hilang à mudah hancur SDM.
Manifest : anemia hemolitik, thrombosis vena, dan gangguan hematopoesis, granulositopenia, trombositopenia.
Terapi : tranfusi SDM . Sel darah merah cuci, hormone androgen, glukokortikoid.
- Hipersplenisme
- Infeksi mikroorganisme
- Malaria
- Bartonellosis
Infeksi akibat Bartonella baciliformis yang mlekat pd permukaan eritrosit à eritrosit indentasi, invaginasi serta terbentuk saluran à cepat dihancurkan di hati n limpa.
Diagnosis; B baciliformis pada sel eritrosit.
Terapi ; penisilin, streptomisim, kloramfenikol, tetrasiklin.
- Bebesiosis
Protozoa intra eritrosit ditularkan o/ gigitan kutu rambut n tranfusi darah.
Diagnosis : pengecatan, uji serologis.
Terapi : klindamisin dan kuinin.
- Anemia sel spur
Bentuk eritrosit aneh.
Pathogenesis : kolesterol yg banyak di permukaan membrane menurunkan kadar air dan mengubah bentuk sel à SDM tidak dpt mlewati proses penyaringan di limpa.
Manifest : anemia, splenomegali,
Diagnosis : SDM bertaji/akantosis yg memiliki pnjg tak braturan
Terapi : splenektomi, tranfusi darah, obat penurun lemak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar