Asro Medika

Kamis, 14 Juli 2011

etiologi dan epidemiologi anemia pada kehamilan


Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari   12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).  Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia.  Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.  Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.  Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002).  Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Etiologi
a.         Kurang gizi (malnutrisi)
b.         Kurang zat besi dalam diit
c.         Malabsorpsi
d.        Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
e.         Perdarahan akut
f.          Infeksi
g.         Megaloblastik
h.         Hemolitik
i.           Aplastik/hipoplastik
à Pada kasus ini ibu dalam keadaan hamil sehingga kebutuhannya meningkat tetapi asupan makanan menurun.
Epidemiologi
  Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. How Swie Tjioeng menemukan angka 3,8% anemia kehamilan pada trimester I, 13,6% pada trimester II, dan 24,8% pada trimester III.
  70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia kurang gizi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar