Asro Medika

Sabtu, 02 Juli 2011

INFERTILITAS




IDENTIFIKASI MASALAH
Ny. Lily (30 tahun) dan Tn. Rianto (31 tahun) datang dengan keluhan gagal memiliki anak selama 5 tahun ini.
Ny. Lily mengeluh nyeri pelvis kronis, sekret vagina yang abnormal dan sensasi terbakar pada area genitalia.
Suaminya, Tn.Rianto, seorang pengusaha dan sering berpergian untuk bisnisnya, ia juga seorang perokok dan peminum alkohol yang tidak teratur.
Tiga bulan yang lalu, Tn.Rianto mengalami demam, cairan penis yang tidak biasanya dan nyeri sat berkemih, tetapi ia tidak berobat.
Hasil pemeriksaan istri: tidak ada temuan abnormal pada pemeriksaan fisik dan ginekologi  yang dilakukan, pemeriksaan laboratorium Chlamydia (+)
Hasil pemeriksaan suami: hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukkan hasil yang normal kecuali tidak ditemukannya sperma dalam analisis semen (azoospermia), hasil laboratorium Chlamydia(+)

ANALISIS MASALAH
Apa penyebab infertilitas?
PENYEBAB INFERTILITAS
PRIA:
Gangguan spermatogenesis
Kualitas air mani yang jelek
Azoospermia
WANITA:
Infeksi
Tingkat keasaman tinggi
Gangguan pada leher rahim, uterus, dan tuba fallopi.   
Gangguan ovulasi
Kegagalan implantasi.   
Endometriosis
KEDUANYA:
Faktor edukasi   
Faktor psikis.   
Konsumsi rokok dan alkohol.   
Pajanan zat.   

Apa hubungan gejala yang dialami oleh Ny. Lily dan Tn. Rianto terhadap masalah yang dialami?
Hubungan Infeksi yang dialami Tn. Rianto 3 bulan lalu dengan   infertilitas
Seks bebas à Mengalami STD à Infeksi oleh Chlamydia  trachomatis à Infeksi pertama di uretra à menyebabkan Uretritis à Penile discharge, nyeri dan sensasi terbakar saat BAK.
Uretritis karena chlamydia tidak diobati à Infeksi dapat menjalar ke uretra posterior /proksimalà menyebabkan Epididimitis, infeksi vas Deferens dan mungkin prostatitis à Nyeri dan Pembengkakan scrotum (swollen testicles) à jaringan parut à Azospermia obstruktif  à Infertil
Dari hasil penelitian terakhir mengatakan bahwa C. Trachomatis merupakan penyebab utama epididimitis pada pria kurang dari 35 tahun (sekitar 70 - 90%).

Apa hubungan kebiasaan Tn. Rianto dgn keluhan?
Pasien dengan masalah reproduksi perlu dicari tahu apakah merokok atau tidak karena merokok dapat menambah resiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada pria. Nikotin akan membuat darah mengental à shg tdk bs beredar dgn lancer termasuk di PD alat kelamin à akibatnya muncul gangguan seksual spt ejakulai dini, ereksi tdk sempurna, bahkan impotensi.
Sama halnya dengan kebiasaan minum alcohol. Minuman beralkohol dalma jumlah besar à dapat menurunkan kadar testosterone à shg produksi sperma akan tergangu.

Apa interpretasi hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium Tn. Rianto dan Ny. Lily?
Ny. Lily. P. fisik à normal
Vaginal swab : Chlamydia (+)

< 1:16
Infeksi Chlamydia

Tuan Rianto. P. fisik à normal
Urine : Chlamydia (+)
< 1:16
Infeksi Chlamydia
Analysis semen :
Volume 5,5 ml
Consentrasi sperma : 0 (azoosperma)

2-5 ml
35-200 juta/ml


Azoosperma
               

Bagaimana cara menegakan diagnosis kasus ini?
Penegakan Diagnosis Infertilitas
Anamnesis
Hubungan intim dengan istri (frekuensi, waktu)
Riwayat ereksi dan ejakulasi
Penggunaan lubrikan
Riwayat kelainan kongenital (UDT, keterlambatan pertumbuhan, ginekomastia)
Riwayat operasi (orkhidopeksi, herniotomi, operasi di daerah pelvis, retroperitoneal, bladder neck, skrotum)
Riwayat infeksi saluran kemih, PHS, mumps
Riwayat kemoterapi dan radiasi (spermatogenesis kembali normal hingga 4-5 tahun)
Riwayat demam (perlu 3-6 bulan sebelum spermatogenesis kembali normal)
Riwayat infeksi ssaluran napas: Sindrom Kartagener (sperma imotil,, infeksi saluran napas berulang, situs inversus), sinrom Young (infeksi saluran napas berulang, obstruksi epididimis dan azoospermia), sinrom Kallmann (anosmia, hipogonadotropik-hipogonadism)
Riwayat minum obat: Cimetidin, nitrofurantoin, Ca-blocker, sulfasalazin, kokain, kafein, anabolik steroid)
Riwayat merokok, pajan terhadap toksikan lingkyngan
Pemriksaan fisik
Identifikasi kelainan yang berkaitan dengan infertilitas
Penilaian habitus dan tanda seks sekunder
Adanya ginekomastia
Adanya hiperprolaktinemia
Pemeriksaan genitalia
Penilaian testis (ukuran, konsistensi)
Penilaian epididimis (adanya dilatasi kistik, indurasi)
Penilaian vas deferens
Ada tidaknya varicocele
Pemeriksaan prostat dan adanya pelebaran vesika seminalis
Pemeriksaan Laboratorium
Analisis semen, minimal 2-3 pemeriksaan menggunakan kriteria WHO 1999 :
pH 7,0-8,0
volume > 2 cc
konsentrasi > 20 juta/ml
jumlah > 40 juta/ejajulat
morfologi > 14% bentuk dan ukuran normal
motilitas > 50% dengan motilitas progresif atau > 25% dengan motilitas cepat dalam 60 menit setelah ejakulasi
viabilitas > 50%
leukosit < 1jt/ml
kurang dari 50% spermatozoa dengan partikel adheren pada immunobead test dan MAR (mix antiglobulin reaction) test
Evaluasi Hormon ( peningkatan FSH menandakan  adanya kelainan spermatogenesis

Apa saja diagnosis banding yang mungkin untuk kasus ini?
Diagnosis Banding

Indikator
Kasus
Infertilitas karena STD (Clamidiasis)
Infertilitas karena sumbatan
Infertilitas karena undescenden testis
Infertilitas karena vasrikokel
Infertilitas karena hiperprolaktinemia
Infertilitas karena defisiensi gonadotropin
Nyeri pelvis kronik
-
-
-
-
-
Abnormal vaginal / penile discharge
-
-
-

-
Sensasi terbakar saat miksi (disuria)
-
-
-
-
-
Testis membengkak (3 bulan lalu)
?
-
(Skrotum)
mengecil
mengecil
Galactorrhoea dan ginekomastia
-
-
-
-
-
√ (ginekomastia)
Chlamydia Infection
-
-
-
-
-
Level FSH, LH, testoteron
Normal
Normal
Norma;
?
normal
?
Abnormal (menurun)
Sperma
Azoospermia
Azoospermia
Azoospermia
?
Motilitas sperma kurang
Oligospermia
azoospermia


Apa diagnosis kerja kasus ini?
Infertilitas primer dengan faktor risiko Chlamydiasis, merokok, dan alkohol.

Bagaimana tatalaksana kasus ini?
Infeksi Clamidia (Clamidiasis)
Doksisiklin 100 mg, peroral, 2 kali sehari selama 7 hari
Azitromisin 1 gram, peroral, dosis tunggal
Tetrasiklin 500 mg, peroral, 4 kali perhari selama 7 hari
Eritromisin 500 mg, peroral, 4 kali sehari selama 7 hari
Ofloksasin 200 mg 2 kali sehari selama 9 hari
Infertilitas
Pembedahan
Jika terdapat pembuntuan pada vas deferens karena infeksi atau setelah menjalani vaseoktomi dilakukan penyambungan  kembali vas deferens atau vaso-vasostomi, epididimo-vasostomi
Teknik reproduksi artificial
inseminasi intra uterine (IUI)
Fertilisasi in vitro (IVF)
Gamete intrafallopian tube transfer (GIFT)
Mikromanipulasi.

Apa prognosis kasus ini?
Klamidiasis
Fungtionam: dubia ad malam
Vitam: bonam
Infertilitas
Fungtionam: dubia ad bonam
Vitam: bonam

Apa saja yang dapat menjadi komplikasi kasus ini?
Klamidiasis
PID
Uretritis
Epidydimitis
Infertilitas

Sampai tingkat mana kompetensi dokter umum untuk menangani kasus ini?
Klamidiasis seperti:
Epididimitis: 2
Striktura uretra: 4
Vaginitis: 4
Fistula (vesico-vaginal, uretero-vaginal, recto-vaginal): 2
Servisitis: 4
Salpingitis: 4
Adhesi tuba pada jaringan sekitar: 1
Infertilitas: 3A

HIPOTESIS
Infertilitas primer dengan faktor risiko Chlamydiasis, merokok, dan alkohol.


1 komentar:

  1. terimakasih buat artikelnya... sangat bermanfaat sob...

    http://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-radang-panggul/

    BalasHapus