Asro Medika

Kamis, 14 Juli 2011

Pendekatan diagnostic untuk penderita anemia


1.1.            PENEGAKKAN DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS KERJA
Pendekatan diagnostic untuk penderita anemia yaitu berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
1. Anamnesis
Pada anamnesis ditanya mengenai riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu, riwayat gizi, anamnesis mengenai lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan terhadap bahan kimia atau fisik serta riwayat pemakaian obat. Riwayat penyakit keluarga juaga ditanya untuk mengetahui apakah ada faktor keturunan
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh
Perhatian khusus diberikan pada
  1. Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami
  2.  Kuku : koilonychias (kuku sendok)
  3. Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus
  4. d. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah
  5. e. Limfadenopati, hepatomegali, splenomegali
3. Pemeriksaan laboratorium hematology
a. Tes penyaring
1. Kadar hemoglobin
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)
3. Hapusan darah tepi
b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah
2. Hitung deferensial
3. Hitung retikulosit

c. Pemeriksaan sumsum tulang
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin
2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb
4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia
5. Diatesa hemoragik : tes faal hemostasis
4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
5. Pemeriksaan penunjang lainnya
à USG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar