Asro Medika

Kamis, 14 Juli 2011

Patofisiologi dan klinis abortus


Patofisiologi
Perubahan patologi dimulai dari perdarahan pada desidua basalis yang menyebabkan nekrosis dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian atau seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim. Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim sehingga merangsang kontraksi rahim untuk terjadi ekspulsi. Bila ketuban pecah terlihat janin mengalami maserasi bercampur air ketuban. Seringkali fetus tak tampak dan ini disebut “blighted ovum

Klinis
1.      Abortus iminens
Ialah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih dalam kandungan.
2.      Abortus insipiens
Ialah abortus yang sedang berlangsung dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
3.      Abortus inkomplit
Ialah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri, masih ada yang tertinggal.
4.      Abortus komplet.
Ialah keadaan dimana seluruh konsepsi telah keluar dari kavum uteri.
5.      “Missed abortion”
Ialah abortus dimana embrio atau janin telah meninggal dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.
6.      Abortus habitualis
Adalah keadaan terjadinya abortus spontan tiga kali berturut-turut atau lebih.
7.      Abortus infeksiosa
Abortus yang disertai dengan infeksi organ genitalia.
8.      Abortus septik
Abortus infeksiosa berat dengan penyebaran kuman atau toksin ke peritoneum dan peredaran darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar