DD
- Dementia karena trauma kepala
- Dementia karena penyakit Parkinson
- Dementia Alzheimer onset cepat
- Gangguan depresif
- Delirium
- Retardasi mental
Penegakkan diagnosis
Anamnesis : identitas?, pekerjaan? (ex. petinju), sejak kapan?, pernah kecelakaan/ trauma kepala? Kapan trauma kepala? Sakit kepala ?
P.fisik : dalam batas normal, ada sedikit gangguan autonom
p.tambahan: Ct scanà ada hematoma
MRIà axonal injury difus
Neurologic examinationà ada tremor, ataxia, dysarthria
Neuropsikologikalà gangguan perilaku dari impulsive sampai apath, Aphasia, agnosia, apraxia
Pemeriksaan MMSE à < 18 dan GDS à 3
Kriteria diagnosis:
PPDGJ III
DEMENSIA merupakan suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple (multiple higher cortical function), termasuk di dalamnya : daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan daya nilai (judgment).Umumnya disertai, dan ada kalanya diawali dengan kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku social, atau motivasi hidup.
Pedoman diagnostic
- Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya piker yang sampai mengganggu kegiatan harian seorang(personal activity of daily living) seperti mandi, berpakain, makan, kebersihan diri, BAB, dan BAK
- Tidak ada gangguan kesadarn (clear consciusness)
- Gejala dan disabilitas nyata untuk paling sedikit 6 bulan
Diagnosis Kerjaà dementia karena trauma kepala
Diagnosis Multiaksial
Aksis I F02.8 demensia pada penyakit lain YDT YDK
Aksis II tidak ada (none)
Aksis III S00-T98 edera, keracunan, akibat kausav ekst.
Aksis IV Masalah dengan keluarga, bisa juga dengan pekerjaannya
Aksis V (GAF Scale) tergantung pada derajat demensianya
Etiologi à trauma kepala
Epidemiologi
- Mengenai 1%-5% kasus dementia
- Penyebab neurological impairment pada masa muda
- Laki-laki lebih sering dari wanita
- Sering terdapat pada petinju (dementia pugilistica –punch drunk)
- Karena kecelakaan à hematoma subdural kronik
Factor resiko
Genetic à ada studi apo E4 meningkatkan resiko dementia pudilistica, pekerjaan
Patofisiologi
Subdural hematoma kronik: Trauma kepalaà merobek salah satu vena yang melewati ruang subduralà7-10 hari darah dikelilingi membrane fibrosaà kerusakn sel darah dlm hematomaà terbentuk peredaan tek.osmotik à tertariknya cairan ke dalam hematomaà hematoma membesarà perdarahan meluas akibat robekan membrane atau p.darah à meningkatkan ukuran dan tek.hematomaà kerussakan sel saraf à dementia
Trauma kepala yang terus-menerusàkerusakan substansi putihà mefenestrasi cavum septim pellucidum, sel purkinje <<, tonsillar injury, meurofibrillary tangles & depigmentasi substansi niagra, deposit difus beta amyloid, neurofibrillary tangles di cortex serebralà kerusakan sel saraf progresif à dementia
Tingkat seluler : trauma kepalaà cascade biological prosesàion flow, asam amino eksitatory keluar, produksi radikal bebas, dan inflamasià apoptosis dan kematian sel sarafà dementia
Manifestasi klinis
- Awalnya perubahan kepribadian
- Ketidakstabilan kehidupan social
- Gangguan kognitif
- Paranoida
- Waham
- Hilang ingatan
- Berhubungan dengan tanda Parkinson dan ataxia atau tremor
Penatalaksanaan
- Obati penyakit penyebab
Subdural hematoma kronikà pembedahan
- profilaksis antikonvulsan
- mengoptimalisasi tekanan perfusi cerebral
- Obati dementia
• Simptomatik : stadium ringan - sedang
• Tujuan :
• memperbaiki kognisi mandiri
• menghambat lajunya perburukan
• mengurangi gejala
• Dasarnya : hipotesa kholinergik
Macam2 obat kholinergik menurut aksinya | |
Precursor loading | Cholin, Lecithin |
Stimulation of transmitter release | Lonipirdine |
Cholinesterase Inhibitor (ChE-I) | Tacrine, Donepezil, Rivastigmin, Metrifonate, Galantamine |
Direct & selective muscarinic agonist | Xanomeline, Milameline, SB202026, Talsaclidine |
AChE-I
• Paling bermakna diantara golongan kholinergik
• Manfaaat pada stadium ringan - sedang
• Patogenesis :Menghambat degradasi Ach di sinapsis dengan cara menghambat pemecahannya
• Macam : Tacrine, Donepezil, Rivastigmin, Galantamine
NON-FARMAKOLOGIS
Ø Psikososial
Ø Stimulasi kognisi
- terapi rekreatif (Reminisens dan orientasi nyata)
Ø Latihan fisik dan otak
Prognosis
Subdural hematoma kronik
Hematoma kecil tanpa tanda neurologis à baik
Hematoma neurologis dengan tanda neurologis à buruk
Komplikasi
Subdural hematoma kronik àHerniasi unkus temporal, kematian
Dementiaà depresi
KDU à3b
Team Samo Kito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar