Asro Medika

Rabu, 16 November 2011

GANGGUAN MENTAL KARENA ALKOHOL DAN ZAT PSIKOAKTIF


Penegakan diagnosis
Identifikasi dari zat psikoaktif yang digunakan dapat dilakukan berdasarkan
- data laporan individu,
- analisis objektif dari spesirnen urin, darah, dan sebagainya
- bukti lain (adanya sampel obat yang ditemukan pada pasien, tanda dan gejala klinis, atau dari laporan pihak ketiga).
Selalu dianjurkan untuk mencari bukti yang menguatkan lebih dari satu sumber, yang berkaitan dengan penggunaan zat.
Analisis objektif memberikan bukti yang paling dapat diandalkan perihal adanya penggunaan akhir-akhir ini atau saat ini, namun data ini mempunyai keterbatasan terhadap penggunaan zat di masa lalu atau tingkat penggunaan saat ini.
Banyak pengguna obat menggunakan lebih dari satu jenis obat, namun bila mungkin, diagnosis gangguan harus diklasifikasi sesuai dengan zat tunggal (kategori dan zat) yang paling penting yang digunakannya (yang menyebabkan gangguan yang nyata), sedangkan kode F19 (gangguan akibat penggunaan obat multipel) hanya digunakan bila pola penggunaan zat psikoaktif benar-benar kacau dan sembarangan atau berbagai obat bercampur-baur.
Penyalahgunaan obat lain selain zat psikoaktif, seperti pencahar atau aspirin, harus diberi kode F55.- (penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan), dengan karakter ke 4 menunjukkan jenis zat tersebut.
Kasus gangguan mental (terutama delirium pada usia lanjut) akibat zat psikoaktif, tetapi tanpa salah satu gangguan dalam blok ini (misalnya, penggunaan yang merugikan atau sindrom ketergantungan) harus dimaksudkan dalam kode F00-F09. Bila keadaan delirium bertumpangtindih dengan suatu gangguan dalam blok ini, maka harus diberi kode Flx.3 atau FIx.4.
Tingkat keterlibatan alkohol dapat ditunjukkan dengan menggunakan kode tambahan dari Bab XX ICD-10 : Y90- (ditetapkan dari kadar alkohol dalam darah) atau Y91- (ditetapkan dengan derajat
intoksikasinya).

Diagnosis Banding
Ø  Gangguan mental yang sudah ada terselubung oleh pengguanaan zat dan yang muncul kembali setelah pengaruh zat tersebut menghilang (misalnya anxietas fobik, gangguan depresif, skizofrenia atau gangguan skizotipal).
Ø  Gangguan psikotik akut dan sementara
Ø  Cedera organik atau retardasi mental ringan atau sedang yang terdapat bersama dengan penyalahgunaan zat psikoaktif.
Ø  Gangguan psikotik residual atau onset lambat

Epidemiologi
Diseluruh dunia terdapat 1.100.000.000 orang yang mengalami ketergantungan nikotin, 250.000.000 orang yang mengalami ketergantungan alkohol, dan 15.000.000 orang yang mengalami ketergantungan zat psikoaktif lain.
Penggunaan zat psikoaktif terdapat pada semua golongan umur, pada kedua gender, pada semua golongan etnik, dan pada semua tingkat sosial ekonomi. Namun demikian, terdapat kecenderungan tertentu seperti angka prevalensi yang berbeda-beda pada golongan umur, atau zat psikoaktif tertentu lebih banyak penggunanya pada kelompok tertentu.

Faktor Risiko
Ø  Usia à kelompok usia yang mengkonsumsi alkohol paling tinggi (20-35 tahun)
Ø  Jenis kelamin à laki-laki lebih banyak daripada wanita
Ø  Riwayat masa kanak-kanak
Ø  Sosial dan kultural à beberapa lingkungan sosial menyebabkan minum yang berlebihan
Ø  Kebiasaan dalam keluarga
Ø  Genetik

Opiat dan opioid
Ø  Efek perilaku à eforia, mengantuk, anoreksia, penurunan dorongan seksual, hipoaktivitas, perubahan kepribadian.
Ø  Efek fisik à miosis, pruritus, mual, bradikardia, konstipasi, jejak jarum di lengan, tungkai, bokong
Ø  Temuan laboratorium à ditemukan dalam darah sampai 24 jam setelah dosis terakhir
Ø  Terapi à untuk penghentian secara bertahap : metadon, nalokson, dan oksigen
Amfetamin dan simpatometik lain termasuk kokain
Ø  Efek perilaku à terjaga, banyak bicara, eforia, hiperaktivitas, agresivitas, agitasi, keenderungan paranoid, impotensi halusinasi liat dan raba
Ø  Efek fisik à midriasis, tremor, halitosis, mulut kering, taikardia, hipertensi, penurunan berat badan, artmia, demam kejang, perforasi septum hidung (kokain)
Ø  Temuan laboratorium à ditemukan dalam darah dan urin
Ø  Terapi à agitasi : diazepam i.m atau per os, takiaritmia : propanolol per os dan vit. C

Depresan SSP : barbiturat, metakualon, meprobramat, benzodiazepin, glutetimid
Ø  Efek perilaku à mengantuk, konfusi, tidak ada perhatian
Ø  Efek fisik à diaforesis, ataksia, hipotensi, kejang, delirium, miosis
Ø  Temuan laboratorium à ditemukan dalam darah
Ø  Terapi à barbiturat : fenobarbital, diazepa. Benzodiazepin : diazepam

Alkohol
Ø  Efek perilaku à pertimbangan buruk, banyak bicara, agresi, gangguan atensi, amnesia
Ø  Efek fisik à nistagmus, muka kemerahan, ataksia, bicara cadel
Ø  Temuan lab. à tidak ada
Ø  Terapi à delirium : diazepam, vit. B kompleks dan hidrasi. Halusinosis : haloperidol

Komplikasi
- toleransi dan ketergantungan
- gangguan dan perubahan mood
- gangguan daya ingat dan perhatian
Team Samo Kito

Tidak ada komentar:

Posting Komentar